Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama bekerja dari rumah tanpa melakukan perjalanan, banyak orang mulai menyadari bahwa mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi lebih penting bagi mereka, sehingga fenomena The Great Resignation terjadi.
Fenomena ini pertama kali muncul pada saat masa pandemi dan telah menciptakan perubahan signifikan dalam dunia kerja.
Dalam artikel ini, akan menggali lebih dalam tentang asal-usul dan penyebab fenomena The Great Resignation, serta strategi yang dapat diadopsi oleh perusahaan dan untuk menghadapinya dengan bijak.
Pengertian Great Resignation
Great Resignation atau juga dikenal sebagai The Big Quit adalah istilah yang pertama kali muncul pada Mei 2024 di berbagai industri dan wilayah di seluruh Amerika Serikat yang menggambarkan peningkatan luar biasa dalam jumlah orang yang memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan mereka sejak dimulainya pandemi.
Awalnya, kondisi yang menciptakan Great Resignation di Amerika mencakup penguncian bisnis, pengurangan staf, dan perubahan dalam cara kerja. Namun, kemudian berkembang menjadi lebih luas yang melibatkan perubahan dalam nilai-nilai pekerjaan, kebutuhan pribadi, dan pandangan tentang keseimbangan kehidupan kerja. Kelompok pekerja yang paling mungkin untuk berhenti termasuk mereka yang bekerja di sektor perhotelan, layanan kesehatan, dan pendidikan.
Penyebab Terjadinya Great Resignation
Penyebab terjadinya Great Resignation dapat dijelaskan melalui beberapa faktor, seperti berikut:
Stagnasi Upah di Tengah Meningkatnya Biaya Hidup
Banyak pekerja merasa bahwa upah mereka tidak sejalan dengan meningkatnya biaya hidup, yang membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan dasar. Stagnasi upah dapat menjadi pemicu ketidakpuasan finansial dan dorongan untuk mencari pekerjaan dengan kompensasi yang lebih baik.
Terbatasnya Peluang untuk Kemajuan Karir
Ketidakpuasan terhadap peluang kemajuan karir dalam organisasi dapat membuat pekerja merasa terjebak atau tidak dihargai sehingga menyebabkan mereka mencari peluang di tempat lain di mana mereka bisa berkembang lebih lanjut.
Lingkungan Kerja yang Tidak Mendukung
Lingkungan kerja yang tidak ramah, termasuk masalah seperti intimidasi, pelecehan, atau ketidaksetaraan, dapat menciptakan ketidaknyamanan dan ketidakbahagiaan di tempat kerja. Hal ini mendorong pekerja untuk mencari tempat kerja yang lebih mendukung.
Kurangnya Tunjangan
Kurangnya manfaat dan tunjangan tambahan, seperti asuransi kesehatan atau cuti yang cukup, dapat memengaruhi keputusan pekerja untuk mencari pekerjaan yang menawarkan manfaat lebih komprehensif.
Kebijakan Kerja Jarak Jauh yang Tidak Fleksibel
Pekerjaan jarak jauh telah menjadi lebih umum selama pandemi, tetapi jika kebijakan kerja jarak jauh tidak memberikan fleksibilitas yang cukup, seperti jam kerja yang sangat ketat atau pengawasan yang berlebihan, pekerja mungkin mencari pekerjaan dengan aturan yang lebih bersahabat.
Ketidakpuasan Kerja
Pada dasarnya, ketidakpuasan kerja adalah faktor utama di balik Great Resignation. Jika pekerja merasa tidak puas dengan pekerjaan mereka, apakah itu karena gaji, lingkungan kerja, atau faktor lainnya, mereka akan lebih mungkin mencari alternatif pekerjaan yang lebih memuaskan.
Apakah Indonesia Berpotensi Mengalami Fenomena The Great Resignation?
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, Great Resignation terjadi di Amerika, Eropa, dan beberapa wilayah di Asia Pasifik, yang berarti bahwa tren resignasi massal tersebut belum merambat ke Indonesia. Meskipun demikian, setiap perusahaan di Indonesia seharusnya tetap waspada terhadap potensi pengunduran diri yang terjadi secara besar-besaran ini. Hal ini disebabkan oleh perkembangan teknologi dan perubahan dinamis dalam dunia kerja yang dapat memengaruhi perilaku dan preferensi karyawan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan perlu merancang strategi yang cerdas untuk mengantisipasi fenomena ini.
Cara Menghadapi Fenomena The Great Resignation dengan Tepat
Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan untuk menghadapi fenomena The Great Resignation dengan efektif:
Meningkatkan Keterlibatan Karyawan (Employee Engagement)
Employee engagement mencakup upaya untuk membuat para karyawan merasa terhubung secara emosional dengan perusahaan dan merasa terlibat dalam pekerjaan mereka. Ketika karyawan merasa memiliki keterlibatan, mereka lebih cenderung tetap setia kepada perusahaan, berkontribusi lebih banyak, dan merasa puas dengan pekerjaan mereka.
Untuk meningkatkan employee engagement, perusahaan dapat mengadopsi pendekatan yang inklusif, di mana karyawan merasa didengarkan dan memiliki peran dalam pengambilan keputusan. Hal ini dapat melibatkan pembentukan kelompok diskusi atau survei karyawan untuk mengidentifikasi masalah dan peluang.
Memperhatikan Kesejahteraan Karyawan
Berikan kesejahteraan karyawan berupa perhatian terhadap aspek fisik dan mental pekerja. Seperti melibatkan upaya untuk memastikan bahwa karyawan memiliki akses terhadap manfaat kesehatan, dukungan mental, serta lingkungan kerja yang aman dan mendukung.
Perusahaan dapat memberikan program kesejahteraan yang mendukung mereka, termasuk asuransi kesehatan, program kebugaran, dan dukungan kesehatan mental untuk membantu karyawan menjaga keseimbangan kehidupan kerja-pribadi yang sehat. Dengan demikian, pekerja akan merasa dihargai dan lebih puas, sehingga dapat membantu menahan gelombang resignasi dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih berkelanjutan.
Membangun Komunikasi yang Terbuka
Dalam menghadapi fenomena The Great Resignation, penting untuk membangun komunikasi yang terbuka antara perusahaan dan karyawan. Komunikasi yang efektif dan terbuka adalah kunci untuk memahami kebutuhan, masalah, dan aspirasi karyawan.
Perusahaan dapat menciptakan platform atau saluran komunikasi yang memudahkan karyawan untuk menyuarakan pendapat, memberikan masukan, atau mengungkapkan keprihatinan mereka. Aktivitas ini dapat berupa rapat rutin, survei kepuasan karyawan, atau saluran komunikasi daring.
Dengan mendengarkan dan merespons dengan baik, perusahaan dapat merespons perubahan dalam kebutuhan karyawan dan menciptakan lingkungan di mana karyawan merasa didengarkan dan dihargai. Komunikasi yang terbuka juga membantu mencegah ketidakpuasan dan meminimalkan risiko resignasi dalam skala besar.
Mendukung Terciptanya Work Life Balance
Work-life balance adalah faktor penting yang memengaruhi kepuasan dan kesejahteraan pekerja. Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah, seperti menawarkan fleksibilitas dalam jadwal kerja, memungkinkan pekerjaan jarak jauh, dan mempromosikan kebijakan cuti yang seimbang.
Dengan mendorong work-life balance, perusahaan membantu karyawan mencapai kualitas hidup yang lebih baik, mengurangi stres, dan memotivasi mereka untuk tetap berada dalam organisasi.
Selain itu, kebijakan yang mendukung work-life balance juga dapat membantu mengurangi tingkat resignasi dan mempertahankan bakat-bakat berharga di perusahaan.
Memberikan Kesempatan dalam Pengembangkan Karir
Pekerja sering kali mencari tantangan dan peluang untuk tumbuh dan berkembang dalam pekerjaan mereka. Maka dari itu, perusahaan dapat menawarkan pelatihan, pembinaan, dan jalur pengembangan yang jelas untuk membantu karyawan merencanakan dan mencapai tujuan karir mereka.
Dengan memberikan kesempatan ini, perusahaan dapat menjaga karyawan yang berpotensi dan berkomitmen, mencegah resignasi, dan membangun tim yang lebih kuat dan produktif.
Analisis Data Karyawan
Sebagai bagian dari tim SDM, Anda dapat mengumpulkan dan menganalisis data terkait karyawan untuk membantu perusahaan dalam memahami tren, preferensi, dan isu yang memengaruhi tenaga kerja.
Analisis data karyawan dapat membantu dalam mengidentifikasi potensi masalah, seperti tingkat ketidakpuasan atau turnover yang tinggi, sehingga perusahaan dapat mengambil langkah-langkah proaktif untuk memecahkan masalah tersebut.
Selain itu, data karyawan dapat memberikan wawasan tentang area di mana perusahaan dapat melakukan perbaikan, seperti peningkatan kompensasi, pengembangan karir, atau kesejahteraan karyawan. Dengan pendekatan yang berbasis data, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dan efektif dalam menghadapi The Great Resignation.
Melakukan Evaluasi Terkait Kebutuhan Karyawan
Perusahaan perlu secara rutin menilai apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh karyawan. Evaluasi ini bisa mencakup survei kepuasan karyawan, wawancara, atau dialog terbuka. Dengan memahami kebutuhan dan keinginan karyawan, perusahaan dapat menyesuaikan kebijakan, program, dan lingkungan kerja mereka untuk menciptakan lingkungan yang lebih menarik dan memuaskan. Hal ini juga membantu mencegah ketidakpuasan dan meminimalkan kemungkinan karyawan untuk mengundurkan diri secara massal. Dengan evaluasi yang tepat, perusahaan dapat mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan berkomitmen.
Kelola SDM Perusahaan dengan
Solusi efektif dalam menghadapi the great resignation adalah dengan mengelola sumber daya manusia (SDM) perusahaan secara lebih efisien. adalah sebuah perusahaan outsourcing yang dapat memberikan bantuan end-to-end dalam manajemen SDM, mulai dari tahap perekrutan hingga penggajian. Kami dapat mengelola proses perekrutan dan screening kandidat, membantu dalam manajemen kontrak, sistem kehadiran, dan penggajian karyawan.
Bersama , perusahaan dapat mengoptimalkan pengelolaan tenaga kerja mereka, mengurangi beban administratif, dan fokus pada strategi untuk menjaga karyawan yang ada dan menarik bakat baru. Dengan kata lain, membantu perusahaan untuk lebih siap menghadapi tantangan yang muncul akibat fenomena The Great Resignation dengan mengelola SDM secara efisien. Pelajari produk dan layanan selengkapnya di sini
Dalam menghadapi fenomena The Great Resignation, satu hal yang perlu diingat adalah bahwa perubahan adalah hal yang konstan dalam dunia kerja. Fenomena ini menjadi sinyal bahwa pekerja lebih sadar akan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan, serta lebih berani dalam mencari peluang yang lebih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan mereka.
Dengan begitu, perusahaan dapat mengadopsi strategi dan sikap untuk menghadapi tantangan ini. Melalui strategi yang tepat, komunikasi yang baik, dan perhatian terhadap kesejahteraan karyawan, Anda dapat merespons perubahan ini dengan bijak dan membangun dunia kerja yang lebih inklusif, seimbang, dan bermakna. The Great Resignation dapat mendorong terjadinya perubahan yang lebih positif, dan setiap individu memiliki peran penting dalam mewujudkan perjalanan ini.
Hai semua, saya Emilia S.M, seorang praktisi sumber daya manusia yang passionate dan berpengalaman. Saya percaya bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam setiap organisasi, dan itulah mengapa saya berkomitmen untuk membantu membangun lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya guna.