Siapa sangka ternyata kesehatan mental seseorang dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitasnya dalam bekerja. Contohnya saja ketika pandemi kemarin, banyak karyawan yang mengalami stres dan depresi akibat dunia kerja yang tidak stabil seperti sistem kerja dari rumah (WFH), pengurangan jumlah karyawan, pemotongan gaji, dan masih banyak lagi.
Faktanya, menurut Office for National Statistics, sekitar 21% orang dewasa mengalami depresi di awal tahun 2024, dimana angka ini meningkat 2 kali lipat dari sebelum adanya pandemi. Penyebab tentu karena adanya lockdown, pembatasan sosial, dan isolasi diri karena COVID-19.
Meskipun saat ini keadaan mulai kembali normal dan banyak perusahaan yang sudah memperbolehkan karyawannya untuk bekerja di kantor, namun bayang-bayang resesi tahun 2024 menyebabkan mulai banyak perusahaan yang melakukan pemecatan massal untuk tujuan efisiensi.
Hal ini secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan mental karyawan di tempat kerja, mereka mulai mengalami kecemasan dengan posisi dan jenjang karirnya, burnout akibat pekerjaan yang dialihkan kepadanya, dan masih banyak lagi. Dalam situasi seperti ini kira-kira bagaimana cara HRD menanganinya? Yuk, pelajari lebih lanjut mengenai cara HRD menangani kesehatan mental karyawan di sini!
Mengapa Kesehatan Mental Itu Penting?
Okey, sebelum masuk ke pembahasan utama, Anda perlu memahami terlebih dahulu mengapa kesehatan mental begitu penting untuk diperhatikan. Ada beberapa alasan pentingnya menjaga kesehatan mental, diantaranya yaitu:
Dapat menyikapi masalah dengan baik
Seseorang dengan kesehatan mental yang baik pastinya mempunyai pikiran yang positif. Sehingga, ketika mereka dihadapkan oleh suatu masalah, mereka mengetahui bagaimana cara menyikapinya dengan tepat tanpa merugikan orang lain. Mereka akan fokus mencari solusi dari permasalahan tersebut, bukan malah sibuk mencari siapa yang salah. Dengan pola pikir seperti ini, karyawan tentu akan mudah mengatasi segala persoalan dalam bekerja.
Bagaimana cara bersikap ketika terjadi suatu masalah? Anda cukup lakukan beberapa langkah berikut ini:
- Identifikasi masalah: Cari tahu apa penyebab dari munculnya masalah tersebut.
- Analisis masalah: Kumpulkan berbagai data atau bukti yang berkaitan dengan masalah.
- Brainstorming: Lakukan brainstorming atau diskusi untuk menemukan solusi terbaik.
- Pengambilan keputusan: Dari beberapa solusi alternatif, tentukan satu solusi yang paling tepat dan memungkinkan.
- Evaluasi: Lakukan evaluasi apakah solusi yang dipilih berhasil menyelesaikan masalah atau tidak.
Mampu berinteraksi dengan baik
Salah satu alasan mengapa kesehatan mental di tempat kerja sangat penting untuk diperhatikan adalah agar para karyawan dapat berinteraksi dengan baik. Ketika bekerja Anda tidak mungkin menyelesaikan pekerjaan seorang diri, tentu Anda akan membutuhkan karyawan lain untuk membantu pekerjaan Anda. Nah, dalam hal ini Anda harus berinteraksi dengan mereka, menjalin komunikasi, dan berbaur dengan mereka. Dengan begitu, pekerjaan Anda akan menjadi lebih mudah serta dapat terselesaikan dengan baik.
Termotivasi mempunyai tubuh yang sehat
Keadaan mental yang kurang stabil tentu dapat mempengaruhi fisik seseorang. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA), dimana seseorang yang mengalami stres seringkali mengalami sakit perut. Apalagi jika stres ini sudah kronis dan tidak kunjung diobati, maka dapat melemahkan kondisi fisik dari waktu ke waktu. Tidak hanya stres, namun seseorang dengan emosi negatif juga dapat memicu risiko serangan jantung dan penyakit jantung koroner.
Oleh karena itu, setiap karyawan harus mempunyai mental dan pikiran yang sehat. Dengan demikian, kondisi fisik akan menjadi lebih baik sehingga dapat beraktivitas dan bekerja secara optimal dan produktif. Sebaliknya, jika mental dan pikiran sedang tidak stabil, maka akan berpengaruh pada hasil dan kinerja dari karyawan tersebut.
Menjaga dan meningkatkan konsentrasi
Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya, kesehatan mental dapat berpengaruh pada hasil pekerjaan. Jika seorang karyawan mempunyai mental yang sehat, tentu memudahkannya untuk berkonsentrasi saat bekerja. Dengan konsentrasi yang baik, karyawan tersebut akan mampu bekerja secara maksimal dan memperoleh hasil yang sesuai dengan target atau goals.
Menghadapi tantangan
Dengan menjaga kesehatan mental, seseorang dapat lebih mudah dan siap dalam menghadapi tantangan tertentu dalam bekerja. Misalnya ada pekerjaan dadakan dan harus selesai dalam waktu yang relatif singkat, memimpin proyek besar perusahaan, atau meluncurkan produk baru.
Jika kesehatan mental tidak diperhatikan dengan baik, seseorang akan cepat mengalami stres karena dirinya tidak mampu menangani hal yang sedang terjadi didepannya. Maka dari itu, penting bagi karyawan untuk menjaga kesehatan mentalnya agar tetap stabil, sehingga mereka dapat mengontrol pola pikir, selalu berpikir positif, dan mampu beradaptasi dengan keadaan apa pun.
Penyebab Masalah Kesehatan Mental Karyawan
Tentu saja tidak mungkin seseorang dapat mengalami gangguan mental tanpa sebab, apalagi di dunia kerja. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab karyawan mengalami masalah kesehatan mental di tempat kerja, diantaranya yaitu:
Adanya konflik sesama rekan kerja
Dalam bekerja, tentu akan selalu ada perbedaan pendapat, miskomunikasi, atau masalah lainnya yang memicu terjadinya konflik. Terlibat konflik dengan rekan kerja ternyata dapat berisiko munculnya masalah kesehatan mental pada karyawan lho!
Misalnya emosi yang tidak stabil, depresi, rasa cemas yang berlebihan, stres akibat trauma, dan lain sebagainya. Kondisi ini dapat membuat seseorang sulit untuk bekerja secara optimal, sehingga pekerjaan pun menjadi terhambat dan merugikan perusahaan.
Baca Juga: Mindfulness: Pengertian, Manfaat, dan Cara Melakukannya
Hubungan dengan atasan
Seringkali karyawan mengalami gangguan mental di tempat kerja akibat hubungannya dengan atasan. Contohnya seperti atasan yang terlalu menekan karyawan dengan target yang tidak realistis, menuntut semua pekerjaan agar bisa selesai dalam waktu yang singkat, memberikan tugas tidak sesuai dengan job desk atau keahlian, hingga kurangnya apresiasi atau dukungan terhadap pekerjaan karyawannya.
Hal-hal seperti ini tentu dapat memicu terjadinya stres pada karyawan, dan jika tidak segera diatasi maka dapat menjadi masalah kesehatan mental yang serius. Maka dari itu, para atasan juga harus menjaga kesehatan mental karyawannya dengan cara komunikasi dua arah, yaitu lebih mendengarkan dan memperhatikan kondisi serta situasi karyawan.
Tidak adanya work-life balance
Setiap karyawan harus mempunyai work-life balance yang baik. Namun, seringkali hal ini susah diterapkan sebab tekanan kerja yang terlalu tinggi. Pekerjaan yang banyak dan menumpuk akan membuat seseorang menjadi lembur dan menghabiskan lebih banyak waktunya di tempat kerja daripada di rumah.
Padahal, berkumpul bersama keluarga, pasangan, dan orang-orang terdekat lainnya dapat mengurangi stres karyawan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memberikan work-life balance terhadap karyawannya dengan cara memberikan pekerjaan yang sesuai dengan jobdesk dan keahlian, serta deadline yang masuk akal. Sehingga, karyawan dapat memiliki waktu antara kehidupan pribadi dan pekerjaan yang seimbang.
Kondisi Finansial
Tanpa disadari, tekanan finansial dapat menghadirkan dampak buruk pada kesehatan mental dan fisik seorang pekerja. Bahkan, kebanyakan karyawan di era modern ini merasa bahwa stres karena uang ternyata jauh lebih berat dibandingkan stres yang berhubungan dengan pekerjaan dan keluarga. Sebagai contoh saja, masalah utang bisa memberikan isu mental seperti stres kronis dan berkepanjangan. Nah, untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa inisiatif yang bisa kamu coba sebagai seorang pekerja. Yuk, langsung baca selengkapnya dalam artikel GajiGesa mengenai hubungan kesehatan mental dan kondisi finansial di sini!
Cara HRD Menangani Kesehatan Mental Karyawan
Sebagai departemen yang mengelola karyawan, HRD mempunyai peran yang besar dalam membangun dan menguatkan mental para karyawan di tempat kerja. Sayangnya, rata-rata karyawan merasa malu dan enggan untuk menceritakan keadaan mentalnya kepada HRD secara langsung.
Sehingga, HRD harus ekstra dalam menangani kesehatan mental mereka dengan cara selalu memperhatikan kondisi para karyawan. Ketika mereka sudah mulai menunjukkan gejala-gejala tertentu seperti mulai menarik diri dari sosial, produktivitas kerjanya menurun, atau jarang datang bekerja, maka HRD harus segera bertindak. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:
Ajak karyawan berbicara
Cara pertama yang bisa Anda lakukan sebagai HRD adalah komunikasi. Ketika karyawan mulai memberikan tanda-tanda “negatif” seperti kurang semangat, performa kerja dan produktivitas menurun, atau sering absen tanpa alasan yang jelas, coba ajak mereka untuk berbicara secara one-on-one.
Posisikan diri Anda sebagai teman ceritanya dan tanyakan apa yang menjadi penyebab produktivitas kerjanya akhir-akhir ini menurun. Coba dengarkan baik-baik keluhannya dan berikan solusi yang tepat bagi mereka jika perlu.
Ciptakan budaya dan lingkungan kerja yang positif
Selain komunikasi, Anda juga harus menciptakan budaya dan lingkungan kerja yang positif untuk menjaga kesehatan mental karyawan. Budaya dan lingkungan kerja yang positif dalam meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja.
Tidak hanya itu saja, karyawan pun menjadi lebih nyaman dan produktif untuk menghasilkan sesuatu dan berkontribusi kepada perusahaan. Secara tidak langsung, hal ini akan berdampak positif terhadap perkembangan perusahaan.
Ada beberapa upaya yang bisa Anda lakukan dalam menciptakan budaya kerja yang positif, contohnya seperti:
- Berikan apresiasi, dukungan, serta penghargaan terhadap apa yang sudah karyawan lakukan.
- Eliminate toxicity atau hal-hal yang membawa pengaruh buruk bagi karyawan.
- Selalu konsisten dengan budaya kerja yang telah ditentukan.
- Ubah masalah menjadi peluang dengan mengajak karyawan selalu siap dengan adanya kesalahan atau rintangan.
- Dorong karyawan agar bisa bekerja dengan cepat dan efisien melalui manajemen waktu yang baik.
Perhatikan beban kerja karyawan
Salah satu penyebab utama terjadinya stres pada karyawan adalah beban kerja yang terlalu berlebihan. Untuk kondisi ini, Anda sebagai HRD perlu bekerja sama dengan manajer masing-masing divisi perusahaan agar bisa membagi beban kerja secara adil dan sesuai untuk para karyawan.
Selain membagi beban kerja sesuai porsinya masing-masing, cara lain yang bisa Anda lakukan adalah merekrut karyawan baru lagi untuk mengurangi beban kerja para karyawan. Tentu Anda harus mengkomunikasikan hal ini dengan para manajer terlebih dahulu sebelum membuka lowongan untuk posisi terkait.
Walaupun ada faktor efisiensi, namun perusahaan harus peka dan tanggap jika ada karyawan yang mulai mengalami burnout akibat pekerjaan yang terlalu banyak. Mereka tidak bisa memaksakan karyawan untuk mengerjakan semua pekerjaan, karena bila hal ini diteruskan lebih lanjut maka karyawan akan mengalami gangguan mental yang lebih serius, seperti stres kronis atau depresi.
Outsourcing dapat menjadi strategi yang relevan untuk mengatasi potensi burnout dan beban kerja berlebih pada karyawan di dalam perusahaan.
Dengan mengoutsourcing sebagian tugas atau fungsi tertentu, perusahaan dapat mengurangi beban kerja yang harus ditanggung oleh karyawan internal. Hal ini membantu mencegah terjadinya burnout karena karyawan tidak akan terlalu diminta untuk melakukan terlalu banyak pekerjaan dalam waktu yang terbatas.
Anda dapat memilih sebagai penyedia jasa layanan outsourcing on-demand terpercaya. Kami dapat menyalurkan pekerja profesional dari berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan Anda kurang dari 24 jam. Pelajari selengkapnya produk dan layanan disini!
Berikan program kesehatan mental di perusahaan
Untuk meningkatkan awareness terhadap kesehatan mental di tempat kerja, Anda bisa merekomendasikan program kesehatan mental seperti mental health assessments, konseling, telepsychiatry secara online melalui aplikasi khusus, dan layanan tindak lanjut.
Selain itu, akan lebih baik bila program kesehatan mental ini dimasukkan ke dalam paket asuransi kesehatan perusahaan. Dengan begitu, karyawan dapat memanfaatkan asuransi ini tidak hanya untuk kecelakaan kerja sama, namun juga untuk kesehatan mentalnya.
Berikan pelatihan untuk kesehatan mental karyawan
Selain program kesehatan mental, Anda juga bisa mengajak seluruh anggota perusahaan, baik pimpinan perusahaan maupun karyawan untuk mengikuti pelatihan terkait kesehatan mental.
Tujuannya adalah agar mereka dapat lebih aware dan paham mengenai kesehatan mental, terutama di tempat kerja. Anda dapat menyelenggarakan pelatihan ini secara online maupun offline dengan mendatangkan ahli atau tim HRD yang memang paham dengan masalah kesehatan mental.
Jadilah proaktif dan reaktif
Ambil tindakan proaktif untuk memastikan bahwa prosedur bisnis berjalan kondusif dan lancar, sehingga tidak menyebabkan gangguan pada kesehatan mental karyawan. Anda juga harus lebih aktif mempromosikan program wellbeing yang positif untuk karyawan berupa komunikasi visi yang menarik, kesempatan bagi karyawan untuk berkembang, serta pekerjaan yang dapat meningkatkan produktivitas.
Bekerja sama dengan ahli
Mengapa hal ini diperlukan? Sebab, ketika karyawan mengalami berbagai gejala gangguan mental seperti burnout, stres, atau depresi, Anda bisa langsung memberikan bantuan melalui para ahli seperti psikolog, psikiater, atau therapist.
Cobalah untuk bekerja sama dengan mereka dan jadikan mereka sebagai bagian dari fasilitas perusahaan. Dengan penanganan yang tepat, maka karyawan dapat lebih mudah dan tidak terlambat untuk sembuh dari gangguan yang dialaminya.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai kesehatan mental dalam dunia kerja dan bagaimana cara HRD dalam menangani hal ini. Ingin tahu informasi lainnya seputar karir dan HRD? Yuk, kunjungi langsung blog sekarang juga!
Hai semua, saya Emilia S.M, seorang praktisi sumber daya manusia yang passionate dan berpengalaman. Saya percaya bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam setiap organisasi, dan itulah mengapa saya berkomitmen untuk membantu membangun lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya guna.