BlogDunia Kerja BaliInfo HR

Harus Tahu! Ini Dia Perbedaan Pemasaran Bisnis B2B dan B2C

emilia S.M

B2B dan B2C

Bisnis B2B (business-to-business) dan B2C (business-to-consumer) adalah dua jenis model bisnis yang berbeda baik dari cara beroperasi, target pasar, dan strategi pemasaran. Bisnis B2B menjual produk atau layanan kepada perusahaan lain, sementara Bisnis B2C menjual produk atau layanan langsung kepada konsumen akhir. Perbedaan utama antara B2B dan B2C adalah sasarannya.

Bisnis B2B lebih fokus pada menjual produk atau layanan kepada perusahaan atau organisasi, sedangkan Bisnis B2C lebih fokus pada menjual produk atau layanan langsung kepada individu konsumen. Karena sasaran yang berbeda ini, strategi pemasaran dan penjualan juga berbeda antara B2B dan B2C. Untuk mengetahui perbedaannya secara menyeluruh, mari baca lebih lanjut tentang model bisnis B2B dan B2C pada artikel berikut.

Pengertian B2B dan B2C

B2B (Business-to-Business) adalah model bisnis di mana transaksi terjadi antara dua perusahaan. Misalnya, produsen pakaian yang menjual produk mereka ke toko pakaian ritel. Dalam kasus ini, produsen dan toko pakaian adalah bisnis dan transaksi antara keduanya dikenal sebagai B2B.

Bisnis B2B berfokus pada transaksi antara dua atau lebih bisnis, di mana produk atau layanan yang ditawarkan dipasarkan kepada perusahaan atau organisasi lain. Dalam model bisnis B2B, hubungan bisnis biasanya didasarkan pada kontrak atau perjanjian, dan produk atau layanan yang ditawarkan seringkali berupa barang atau jasa yang spesifik dan ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan bisnis tersebut

Sedangkan B2C (Business-to-Consumer) adalah model bisnis di mana transaksi terjadi antara bisnis dan konsumen akhir. Dalam model ini, perusahaan atau bisnis memasarkan produk atau layanannya secara langsung kepada konsumen akhir melalui berbagai saluran penjualan seperti toko fisik, situs web, atau aplikasi mobile.Misalnya, seorang konsumen yang membeli pakaian dari toko pakaian ritel.Dalam kasus ini, toko pakaian ritel menjual produknya langsung kepada konsumen, sehingga transaksi tersebut dikenal sebagai B2C.

Perbedaan B2B dan B2C

B2B dan B2C

B2B (Business-to-Business) dan B2C (Business-to-Consumer) adalah dua model bisnis yang berbeda dalam dunia perdagangan. Berikut adalah beberapa perbedaan antara B2B dan B2C:

Pelanggan

Perbedaan utama antara pelanggan dalam model bisnis B2B (Business-to-Business) dan B2C (Business-to-Consumer) adalah siapa yang menjadi target pasar. Dalam B2B, perusahaan menjual produk atau layanan kepada perusahaan lain sebagai pelanggan. Sementara itu, dalam model B2C, perusahaan menjual produk atau layanan langsung kepada konsumen akhir sebagai pelanggan. Pelanggan dalam model B2C adalah individu atau kelompok kecil yang membeli dalam jumlah kecil atau satu produk saja untuk kebutuhan pribadi atau keluarga.

Tujuan Akhir

Tujuan akhir dalam model bisnis B2B (Business-to-Business) dan B2C (Business-to-Consumer) juga berbeda. Dalam B2B, tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas dalam kegiatan bisnis dengan memenuhi kebutuhan bisnis mitra kerja atau pelanggan. Perusahaan B2B cenderung fokus pada penjualan dalam jumlah besar, menjalin hubungan bisnis jangka panjang, dan mengembangkan solusi bisnis yang kompleks dan khusus. Sementara itu, dalam B2C, tujuan akhirnya adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir dan memaksimalkan penjualan produk atau layanan secara langsung.

Proses Pembelian

B2B (Business-to-Business) pada proses pembeliannya melalui prosedur yang panjang dan kompleks. Hal ini karena pembelian dilakukan oleh perusahaan atau organisasi besar, sehingga memerlukan persetujuan dari beberapa orang atau departemen, serta perlu melalui tahap-tahap seperti analisis produk, negosiasi harga, dan penilaian risiko.

Produk dan layanan yang ditawarkan dalam B2B juga lebih khusus dan kompleks sehingga membutuhkan analisis yang lebih mendalam dalam proses pembelian. Dalam B2C, proses pembelian biasanya lebih sederhana dan instan. Konsumen akhir melakukan pembelian langsung melalui toko fisik atau toko online tanpa melalui tahap-tahap yang kompleks seperti dalam B2B.

Jumlah Pembelian

B2B melibatkan pembelian dalam jumlah besar atau kuantitas yang lebih tinggi karena ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bisnis mitra kerja atau pelanggan. Produk yang ditawarkan dalam B2B adalah produk khusus dan kompleks sehingga pembelian dilakukan dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan bisnis secara berkala. Sedangkan B2C biasanya melibatkan pembelian dalam jumlah yang lebih kecil atau hanya satu produk saja, karena produk yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau keluarga. Konsumen akhir hanya membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran pribadi mereka.

Harga

Dalam B2B, harga ditawarkan secara khusus dan fleksibel, tergantung dari jumlah pembelian dan hubungan bisnis dengan mitra kerja atau pelanggan. Perusahaan B2B biasanya memberikan harga khusus atau diskon dalam jumlah besar apabila pembelian dilakukan dalam jumlah besar atau secara berkala.

Harga yang ditawarkan dalam B2B juga biasanya lebih tinggi daripada B2C karena produk yang ditawarkan biasanya khusus dan kompleks, serta ditujukan untuk kebutuhan bisnis. Sedangkan harga yang ditawarkan dalam B2C lebih terjangkau daripada B2B karena produk yang ditawarkan dalam jumlah kecil atau satu produk saja. Selain itu, harga yang ditawarkan dalam B2C juga sudah termasuk biaya pemasaran dan distribusi.

Hubungan Bisnis

Salah satu perbedaan utama antara bisnis B2B dan B2C adalah B2B cenderung membangun hubungan bisnis jangka panjang dengan mitra bisnis, sementara B2C lebih fokus pada transaksi satu kali.

Dalam bisnis B2B, produk atau layanan yang ditawarkan seringkali berharga tinggi dan kompleks, sehingga hubungan bisnis jangka panjang menjadi penting untuk memastikan kepuasan dan kepercayaan antara kedua belah pihak. Bisnis B2B seringkali bekerja sama dalam proyek besar dan kompleks, yang membutuhkan waktu dan upaya yang signifikan untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, bisnis B2B cenderung membangun hubungan yang erat dengan mitra bisnis mereka, yang dapat berlangsung bertahun-tahun atau bahkan dekade.

Di sisi lain, bisnis B2C lebih fokus pada transaksi satu kali, di mana produk atau layanan ditawarkan kepada konsumen akhir atau pelanggan individu. Konsumen akhir seringkali memilih produk atau layanan berdasarkan kriteria tertentu seperti harga, kualitas, dan merek. Karena keputusan pembelian ini seringkali didasarkan pada preferensi pribadi dan bukan hubungan bisnis yang sudah terjalin, bisnis B2C cenderung fokus pada transaksi satu kali dan kepuasan pelanggan dalam transaksi itu sendiri.

Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran B2B dan B2C memiliki perbedaan dalam hal fokus dan pendekatan yang digunakan.

Dalam bisnis B2B, strategi pemasarannya cenderung lebih fokus pada pengembangan merek dan membangun hubungan bisnis. Hal ini disebabkan karena target pasar bisnis B2B terdiri dari perusahaan atau organisasi lain, yang membutuhkan waktu dan upaya untuk membangun kepercayaan dan reputasi yang baik. Oleh karena itu, bisnis B2B sering menggunakan metode pemasaran yang lebih kompleks dan berorientasi pada hubungan bisnis, seperti pemasaran melalui jaringan bisnis, pameran dagang, seminar, dan pengembangan merek. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan yang kuat dengan mitra bisnis dan membangun merek yang dikenal di pasar.

Di sisi lain, dalam bisnis B2C, strategi pemasaran lebih fokus pada promosi dan pemasaran langsung. Hal ini disebabkan karena target pasar bisnis B2C adalah konsumen akhir atau pelanggan individu, yang cenderung lebih memperhatikan harga, kualitas, dan promosi dari produk atau layanan yang ditawarkan. Oleh karena itu, bisnis B2C sering menggunakan taktik pemasaran seperti iklan televisi, media sosial, email marketing, dan pemasaran langsung untuk menarik perhatian konsumen dan mendorong pembelian impulsif.

Namun, meskipun terdapat perbedaan dalam fokus strategi pemasaran B2B dan B2C, kedua model bisnis ini juga dapat menggunakan taktik pemasaran yang sama. Sebagai contoh, bisnis B2B juga dapat menggunakan media sosial dan pemasaran langsung untuk mempromosikan produk atau layanan mereka kepada mitra bisnis potensial, dan bisnis B2C juga dapat membangun merek mereka melalui pengembangan merek dan hubungan pelanggan jangka panjang.

Produk dan Layanan

Produk dan layanan yang ditawarkan dalam bisnis B2B umumnya lebih kompleks dan khusus dibandingkan dengan B2C. Hal ini disebabkan karena target pasar bisnis B2B adalah perusahaan atau organisasi lain yang memiliki kebutuhan yang lebih spesifik dan kompleks.

Dalam bisnis B2B, produk dan layanan sering dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik mitra bisnis dan seringkali memerlukan kustomisasi atau personalisasi untuk memenuhi kebutuhan khusus mereka. Produk atau layanan yang ditawarkan oleh bisnis B2B seringkali memiliki harga yang lebih tinggi dan waktu pembelian yang lebih lama karena sifatnya yang lebih khusus dan kompleks.

Di sisi lain, dalam bisnis B2C, produk dan layanan biasanya lebih umum dan ditujukan untuk pasar konsumen yang lebih luas. Produk atau layanan ini cenderung memiliki harga yang lebih terjangkau dan dapat dijual dalam jumlah yang lebih besar. Meskipun beberapa produk B2C mungkin memiliki fitur khusus atau kustomisasi, kebanyakan produk B2C dirancang untuk memenuhi kebutuhan umum dari pasar konsumen.

Tingkat Personalisasi

Dalam bisnis B2B, personalisasi produk atau layanan adalah hal yang umum. Hal ini disebabkan oleh sifat khusus dari klien bisnis yang memiliki kebutuhan dan spesifikasi yang sangat beragam. Klien bisnis seringkali memiliki spesifikasi dan kebutuhan khusus yang tidak dapat dipenuhi oleh produk atau layanan yang umum. Oleh karena itu, penawaran produk atau layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien bisnis menjadi salah satu faktor yang penting dalam bisnis B2B.

Dalam bisnis B2B, personalisasi produk atau layanan dapat dilakukan melalui perancangan produk atau layanan yang ditawarkan, proses produksi, atau pengiriman barang yang lebih cepat dan andal. Selain itu, dalam bisnis B2B, personalisasi dapat dilakukan melalui dukungan teknis dan after-sales service yang disediakan kepada klien.

Sementara dalam bisnis B2C, pengalaman pengguna yang sederhana menjadi faktor yang sangat penting. Kebanyakan produk atau layanan dalam bisnis B2C ditujukan untuk pasar yang lebih luas, sehingga produk atau layanan harus mudah digunakan dan dimengerti oleh semua orang. Hal ini membutuhkan desain produk atau layanan yang lebih sederhana, user-friendly dan mudah diakses.

Komunikasi

B2B biasanya melibatkan komunikasi yang lebih formal dan profesional, sementara B2C lebih informal dan terkadang jauh lebih santai. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik dari klien bisnis dan klien individu dalam hal kepribadian, motivasi, dan tujuan.

Dalam bisnis B2B, komunikasi biasanya dilakukan antara perusahaan dan perusahaan, atau antara profesional dalam bidang yang sama. Karena klien bisnis cenderung mencari solusi untuk masalah bisnis yang serius dan membutuhkan hasil yang dapat diandalkan, komunikasi yang digunakan dalam bisnis B2B lebih formal dan profesional. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi bisnis B2B cenderung lebih teknis dan formal, dan seringkali memerlukan tingkat pengetahuan yang tinggi dalam bidang bisnis tertentu.

Sementara dalam bisnis B2C, komunikasi biasanya dilakukan antara perusahaan dan konsumen individu. Karena klien B2C lebih banyak berasal dari kalangan masyarakat umum, komunikasi yang digunakan dalam bisnis B2C cenderung lebih santai dan informal. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi B2C lebih mudah dimengerti dan lebih mudah dipahami oleh konsumen umum.

Contoh Model Bisnis B2B

 

Setelah mengetahui apa itu B2B. Berikut adalah beberapa contoh model bisnis B2B yang umum digunakan di industri:

SaaS (Software as a Service)

Perusahaan SaaS menyediakan layanan perangkat lunak berbasis cloud yang dapat diakses secara online oleh pelanggan mereka.  Model bisnis SaaS memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya pengembangan dan memungkinkan pelanggan untuk membayar sesuai dengan penggunaan. Contoh perusahaan SaaS yang menerapkan model bisnis B2B adalah Salesforce, sebuah platform CRM (Customer Relationship Management) yang membantu perusahaan dalam mengelola hubungan dengan pelanggan mereka.

Salesforce menjual layanan mereka kepada perusahaan lain yang memungkinkan perusahaan untuk mengakses solusi CRM yang dapat membantu mereka meningkatkan retensi pelanggan, meningkatkan penjualan, dan mengoptimalkan layanan pelanggan. Selain itu, ada juga Adobe yaitu sebuah perusahaan yang menyediakan solusi perangkat lunak kreatif seperti Photoshop, Illustrator, dan InDesign.

Adobe menjual layanan kepada perusahaan lain yang memungkinkan perusahaan untuk mengakses solusi kreatif yang dapat membantu mereka meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka. Kedua contoh perusahaan tersebut menunjukkan bagaimana model bisnis B2B dapat membantu perusahaan SaaS untuk mengoptimalkan operasional dan meningkatkan efisiensi bisnis dengan cara menyediakan solusi perangkat lunak berbasis cloud yang dapat diakses secara online oleh pelanggan mereka.

Perusahaan Otomotif

Perusahaan otomotif merupakan salah satu contoh perusahaan yang menerapkan model bisnis B2B dalam operasionalnya. Salah satu implementasi B2B dalam perusahaan otomotif adalah dengan menjual kendaraan kepada dealer melalui model bisnis B2B. Dalam model ini, perusahaan otomotif akan menjual kendaraan secara besar-besaran kepada dealer yang nantinya akan menjualnya kepada konsumen akhir.

Selain itu, perusahaan otomotif juga dapat membeli komponen dari pemasok melalui model bisnis B2B untuk dipasang ke dalam kendaraan. Perusahaan otomotif juga dapat bekerja sama dengan perusahaan leasing untuk menyediakan kendaraan dalam program penyewaan atau pembiayaan.

Dalam model bisnis B2B ini, perusahaan otomotif dapat menjual kendaraan dengan skala besar kepada perusahaan leasing. Selain itu, perusahaan otomotif juga dapat menyediakan layanan purna jual seperti suku cadang dan perbaikan kendaraan kepada dealer dan pemasok komponen. Implementasi B2B dalam perusahaan otomotif dapat mempercepat dan menyederhanakan proses bisnis serta meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Perusahaan Teknologi

Perusahaan teknologi seperti smartphone, sering terlibat dalam kegiatan B2B di perusahaannya. Untuk membuat smartphone canggih, perusahaan membutuhkan komponen dari perusahaan lain. Misalnya sensor kamera dan sistem operasi seperti Android.

Contoh Model Bisnis B2C

Selanjutnya, melihat tren yang berkembang saat ini, model bisnis B2C sering digunakan. Apa saja contoh model bisnis B2C? Berikut adalah beberapa contoh model bisnis B2C yang umum ditemukan:

E-Commerce

Model bisnis ini melibatkan penjualan produk langsung kepada konsumen melalui platform online seperti Amazon, eBay, atau Lazada.

Freemium

Model bisnis ini memungkinkan konsumen menggunakan produk dasar secara gratis, tetapi perlu membayar untuk fitur tambahan yang lebih lengkap atau premium. Contoh produk freemium adalah aplikasi berbayar yang menawarkan versi gratis dengan fitur terbatas, seperti Dropbox atau LinkedIn.

Layanan Langganan

Layanan langganan melibatkan penawaran layanan berulang kepada konsumen dengan membayar biaya langganan bulanan atau tahunan, seperti Netflix, Spotify, atau gym langganan.

Periklanan

Perusahaan yang bergerak pada jasa periklanan ini memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan uang dengan menampilkan iklan kepada konsumen. Contohnya adalah Google, yang menghasilkan sebagian besar pendapatan mereka dari iklan yang ditampilkan di hasil pencarian dan platform lainnya.

Kesimpulan

Dalam bisnis, pemilihan model bisnis yang tepat adalah kunci untuk mencapai keberhasilan. Model bisnis yang berbeda menawarkan cara yang berbeda untuk menghasilkan penghasilan dan mencapai tujuan bisnis. Model bisnis B2B dan B2C memiliki perbedaan utama dalam cara menjual produk atau layanan mereka. Model bisnis B2B fokus pada transaksi antara perusahaan, sementara model bisnis B2C fokus pada transaksi antara perusahaan dan konsumen.

Model bisnis B2B menawarkan banyak manfaat dalam hal efisiensi dan produktivitas, sementara model bisnis B2C menawarkan fleksibilitas dalam hal menjual produk atau layanan secara langsung kepada konsumen akhir. Dalam memilih model bisnis yang tepat, penting untuk mempertimbangkan tujuan bisnis Anda, sasaran pasar, dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi keberhasilan bisnis Anda.

Pahami berbagai hal tentang bisnis lainnya melalui artikel yang sudah siapkan untuk Anda. Tunggu apa lagi? Baca artikelnya di Blog Myrobin.

Baca Juga

Leave a Comment