Pernahkah kamu mendengar tentang human capital? Istilah ini mungkin cukup jarang kamu dengar dibandingkan dengan human resources. Keduanya sama-sama berhubungan dengan para tenaga kerja. Nah, apa saja yang membedakan di antara keduanya? Apa sebenarnya human capital itu? Yuk, simak langsung penjelasannya di bawah ini!
Memahami Apa Itu Human Capital
Human capital merupakan suatu upaya mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan terpenting yang lebih tinggi dari segi kinerja. Sederhananya, human capital adalah modal manusia yang dijadikan aset oleh perusahaannya. Modal ini mencakup pengetahuan, keahlian, dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan tersebut.
Karyawan yang meningkatkan kemampuan dan performanya dalam bekerja serta ikut berkontribusi dalam operasional perusahaan akan menjadi bagian dari human capital dan nilai tambah bagi perusahaan,
Kontribusi yang diberikan oleh karyawan ini dapat berupa pengembangan skill karyawan untuk meningkatkan produktivitas, pemindahan pengetahuan yang dimiliki karyawan ke perusahaan, hingga perubahan budaya yang ada di perusahaan.
Jadi, nantinya jika karyawan sudah tidak lagi bekerja, maka perusahaan tetap bisa menggunakan segala pengetahuan maupun kemampuan yang dimiliki karyawan tersebut. Oleh karena itu, para karyawan ini dianggap sebagai modal atau aset berharga bagi perusahaan.
Melihat hal ini, karyawan bisa menjadi merasa dihargai karena usaha dan jerih payahnya dijadikan legacy oleh perusahaan dan akan diimplementasikan serta dikembangkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Human capital memandang karyawan sebagai kunci primer dalam suatu entitas. Sehingga membuatnya untuk selalu berfokus pada perencanaan strategis demi memaksimalkan bakat dan keterampilan sumber daya manusia dalam melaksanakan strategi bisnis perusahaan.
Perbedaan Human Capital dan Human Resources
Human Resources | Human Capital |
Karyawan dianggap sebagai sumber daya perusahaan | Karyawan dianggap sebagai aset bagi perusahaan |
SDM menipis akan mempengaruhi produktivitas perusahaan | SDM menipis tidak akan mempengaruhi produktivitas perusahaan |
Fokus pada hal teknis dan administratif karyawan | Fokus pada perkembangan karyawan secara interpersonal |
Mungkin kamu menganggap bahwa human capital ini sama dengan human resources. Namun, ternyata keduanya mempunyai perbedaan yang cukup signifikan lho.
Human resources menganggap karyawan sebagai sumber daya bagi perusahaan untuk mendukung target yang ingin dicapai, misalnya mengisi posisi digital marketer untuk membantu memasarkan produk secara digital di berbagai platform.
Berbeda halnya dengan human capital, departemen yang satu ini menjadikan karyawan sebagai modal berharga milik perusahaan yang perlu ditingkatkan nilainya sehingga bisa memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Hal ini tentu akan berdampak jika sumber daya manusia perusahaan mulai menipis. Karena human capital menginvestasikan karyawannya dalam bentuk pelatihan, pengembangan diri, hingga kompensasi, jadi perusahaan tidak perlu terlalu khawatir bila kehilangan karyawannya. Sebab, mereka sudah mendapatkan value dari karyawan tersebut yang bisa digunakan untuk memajukan perusahaan.
Sedangkan, ketika karyawan dianggap sebagai sumber daya, tentunya mereka akan habis, berkurang nilai dan produktivitasnya seiring berjalannya waktu. Sebab, perusahaan hanya membutuhkan tenaga dan keahlian mereka untuk mendapatkan keuntungan tanpa memberikan value yang berarti bagi mereka.
Perusahaan yang royal terhadap karyawannya dan mempertahankan posisi mereka untuk bisa berkembang bersama, tentu akan membuat karyawan itu sendiri betah bekerja di perusahaan tersebut. Namun, sebaliknya jika perusahaan tidak berbuat demikian maka karyawan hanya akan bertahan sebentar kemudian mencari peluang kerja baru lagi yang lebih baik.
Selain itu, dari segi fungsinya pun human resources dan human capital cukup berbeda. Secara umum, human resources berfungsi untuk mengelola SDM, mulai dari onboarding, memberikan pelatihan, evaluasi, hingga kompensasi. Mereka harus bisa menyusun sendiri strategi yang tepat agar SDM perusahaan mempunyai performa yang baik.
Sementara itu, human capital lebih berfokus pada membuat strategi untuk meningkatkan engagement, loyalitas karyawan, serta menurunkan turnover. Perkembangan dari setiap karyawan ini nantinya akan terus dipantau berdasarkan performa, pencapaian KPI, peningkatan skill, serta kontribusi yang telah mereka berikan kepada perusahaan.
Jadi, bisa dibilang human capital ini lebih fokus pada perkembangan karyawan untuk memajukan perusahaan. Sedangkan human resources lebih memperhatikan hal-hal yang bersifat teknis dan administratif terkait performa karyawan serta apa yang mereka bisa capai untuk perusahaan. Baca selengkapnya pembahasan terkait Perbedaan Human Capital dan Human Resources serta Tugasnya di Perusahaan.
Teori Modern Human Capital
Saat ini, teori human capital mempunyai berbagai macam teori yang dapat mengukur komponen tidak berwujud yang dipegangnya. Teori-teori tersebut adalah:
1. Cultural capital (modal budaya)
Teori pertama dari human capital ini menggabungkan pengetahuan dan kecerdasan intelektual menjadi satu untuk bisa meningkatkan kemampuan seseorang dalam mencapai status sosial yang lebih tinggi. Dengan begitu, mereka pun dapat melakukan pekerjaan yang lebih bermanfaat secara ekonomi.
Dalam dunia ekonomi sendiri, pendidikan lanjutan seperti magister atau profesi, pelatihan khusus terkait pekerjaan, dan bakat merupakan cara yang bisa dilakukan untuk membangun cultural capital sehingga dapat mengantisipasi pendapatan yang lebih tinggi.
Seperti yang kita tahu, semakin tinggi jenjang pendidikan dan mahirnya seseorang dalam bekerja, maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang lebih berkualitas melalui promosi jabatan atau upah yang tinggi.
2. Social capital (modal sosial)
Teori kedua yaitu social capital yang mencakup hubungan sosial saling menguntungkan, seperti nilai-nilai perusahaan dan pengenalan brand. Modal sosial ini berupa kemampuan seseorang dalam membangun atau menciptakan hubungan.
Misalnya karyawan dengan kharisma uniknya mampu menggaet banyak pelanggan, influencer, hingga perusahaan lain untuk menggunakan produk perusahaan. Kharisma seperti ini biasanya tidak akan bisa diajarkan atau dibagikan kepada orang lain meskipun melalui pelatihan.
3. Intellectual capital (modal intelektual)
Teori selanjutnya yaitu intellectual capital atau modal intelektual yang berupa kreasi pikiran, penemuan, atau karya seni dari karyawan. Modal capital yang seperti ini sangat menguntungkan perusahaan jika karyawan dengan intelektual tinggi resign, karena mereka tetap bisa memanfaatkan penemuannya untuk kemajuan perusahaan.
Contohnya seperti, ketika karyawan yang telah berhasil membuat suatu produk laris di pasaran dan dikenal banyak orang resign, perusahaan tetap bisa melanjutkan keberhasilannya tersebut dengan menerapkan strategi yang sudah karyawan tersebut lakukan. Nah, strategi ini lah yang merupakan aset bagi perusahaan.
Jenis Human Capital
Selain teori, human capital juga terdiri dari beberapa jenis seperti:
1. General management human capital
Human capital jenis ini biasanya dikembangkan untuk para eksekutif perusahaan atau SDM dengan level tertinggi. General management human capital lebih fokus pada kompetensi di bidang manajerial seperti leadership, pengambilan keputusan, dan keahlian fungsional lainnya.
Dengan adanya human capital seperti ini, karyawan yang berada di level eksekutif dapat lebih mudah ketika berinteraksi dengan investor atau pebisnis lain untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas perusahaan.
2. Strategic human capital
Pada jenis strategic human capital ini, para karyawan harus mempunyai keterampilan yang bersifat strategis. Misalnya untuk divisi marketing, karyawan harus bisa menyusun strategi pemasaran yang baik untuk memperluas jangkauan pasar, meningkatkan brand awareness, serta meningkatkan penjualan produk.
Dengan kata lain, strategic human capital ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan agar bisa beradaptasi terhadap berbagai macam situasi yang tidak terduga. Karyawan dengan skill adaptasi, critical thinking, dan problem solving yang baik pun akan menjadi aset bagi perusahaan.
3. Industry Human Capital
Jenis human capital yang ketiga ini menuntut para karyawan untuk mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan industrinya, baik dari segi teknis, regulasi, pemasok, dan sebagainya.
Misalnya, karyawan yang bekerja di industri manufaktur harus mengetahui tentang perancangan desain produk, manajemen produksi, hingga perancangan proses pembuatan produk.
4. Relationship Human Capital
Secara umum, relationship human capital ini lebih berfokus pada peningkatan kecerdasan karyawan dalam hal komunikasi dan interaksi atau kolaborasi yang baik dan efektif bagi orang lain.
Dengan demikian, maka pengerjaan tugas pun menjadi lebih lancar sekaligus meningkatkan performa kinerja dari karyawan dan perusahaan. Kemampuan yang dibutuhkan untuk bisa dianggap sebagai aset bagi perusahaan adalah komunikasi, organisasi, kerja tim, problem solving
5. Company Specific Human Capital
Jenis human capital ini berhubungan dengan struktur dan kebijakan dari perusahaan masing-masing. Semua karyawan harus mampu beradaptasi terhadap segala ketentuan yang berlaku di perusahaannya.
Dengan kamu memahami budaya serta aturan perusahaan, maka kamu bisa bekerja sesuai dengan visi misi perusahaan.
Tugas dan Peran Human Capital
Perlu kamu ketahui, human capital mempunyai tugas dan peran yang penting dalam perkembangan perusahaan. Berikut adalah beberapa tugasnya:
- Merekrut karyawan
- Orientasi atau onboarding karyawan
- Menentukan tanggung jawab pekerjaan dari masing-masing karyawan
- Manajemen beban kerja karyawan
- Memberikan penilaian dan feedback kinerja karyawan
- Mengimplementasi efisiensi lewat teknologi
- Mengecek kehadiran dan ketepatan waktu
Manfaat Human Capital
Beberapa manfaat dari human capital yang bisa diberikan kepada karyawan yaitu:
1. Meningkatkan kepuasan karyawan
Jika perusahaan fokus dan menginvestasikan SDM yang dimiliki dalam bentuk pelatihan, evaluasi, maupun kompensasi, maka hal tersebut dapat meningkatkan kepuasan kerja pada karyawan.
Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan program pengembangan karir yang baik serta kompensasi yang memuaskan. Dengan begitu. Karyawan tersebut pun akan merasa dihargai dan memberikan hasil kerja yang memuaskan.
2. Tingkatkan ROI Perusahaan
Saat perusahaan memberikan program pengembangan diri, gaji, maupun tunjangan yang menarik, maka secara tidak langsung hal tersebut adalah bentuk investasi yang karyawan miliki. Human capital mengetahui bahwa jika perusahaan berinvestasi pada karyawannya, maka akan berdampak positif terhadap meningkatkan performa perusahaan.
Keuntungan tersebutlah yang disebut sebagai ROI atau return of investment. Semakin karyawan bahagia dan nyaman bekerja di suatu perusahaan karena investasi yang perusahaan tersebut keluarkan, maka mereka pun akan meningkatkan produktivitas serta memberikan inovasi terbaru untuk perusahaan. Sama-sama saling menguntungkan, bukan?
3. Membuat proses rekrutmen jadi lebih baik
Jika perusahaan mempunyai human capital yang baik, mengedepankan kebutuhan karyawannya, serta memberikan dukungan yang setimpal, maka citra dari perusahaan itu sendiri akan menjadi baik di mata banyak orang, termasuk pelamar.
Kompensasi yang baik, jenjang karir yang jelas, serta adanya kesempatan untuk mengembangkan diri akan menjadi pertimbangan bagi calon kandidat sebelum melamar pekerjaan di perusahaan kamu.
4. Meningkatkan budaya yang lebih positif di perusahaan
Salah satu manfaat selanjutnya dari human capital adalah dapat membentuk budaya kerja maupun lingkungan yang positif. Dengan budaya dan lingkungan kerja yang positif ini, karyawan akan merasa nyaman, didukung, serta dihargai sebagai karyawan. Sehingga, mereka pun dapat bekerja dengan maksimal dan memberikan hasil yang terbaik.
Selain itu, para karyawan pun juga akan lebih bahagia. Produktif, dan ikut menyebarkan energi positif ke sesama rekan kerjanya.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai human capital yang penting untuk kamu ketahui. Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar karir dan HRD? Yuk, kunjungi langsung PojokHRD sekarang juga!
Hai semua, saya Emilia S.M, seorang praktisi sumber daya manusia yang passionate dan berpengalaman. Saya percaya bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam setiap organisasi, dan itulah mengapa saya berkomitmen untuk membantu membangun lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya guna.