Blog

Owner: Pengertian, Tugas, dan Bedanya dengan CEO dan Founder

emilia S.M

Dalam dunia bisnis, istilah owner pasti sudah tidak asing lagi kamu dengar. Banyak yang menganggap bahwa owner merupakan arti dari pemilik bisnis, namun ada pula yang mengartikannya sebagai pendiri bisnis.

Sebenarnya apa itu owner? Apakah perannya hanya sebagai pemilik bisnis saja? Yuk, perdalam pengetahuan kamu terkait hal ini di sini!

Pengertian Owner

Kata owner berasal dari bahasa inggris yang artinya pemilik. Jadi, owner bisa diartikan sebagai seseorang atau kelompok yang mempunyai peran sebagai pemilik suatu bisnis atau usaha.

Sebenarnya, sebutan owner tidak hanya untuk seseorang yang menjalankan bisnis saja. Akan tetapi, jika dari bisnis yang dijalankannya tersebut keuntungan terbesarnya dinikmati atau diterima oleh pihak tertentu, maka pihak tersebutlah yang bisa disebut sebagai owner.

Dengan kata lain, owner merupakan pihak yang memegang saham terbesar dari suatu bisnis, yang mana saat pembagian keuntungan pihak inilah yang akan mendapatkan keuntungan paling besar daripada pemegang saham lainnya.

Baca Juga: 5 Contoh Struktur Organisasi Lengkap dengan Pengertian, dan Cara Menyusunnya

Selain itu, jabatan owner ini juga bisa diberikan kepada seseorang yang mendirikan bisnis tersebut. Sebab, mereka pasti secara otomatis akan mendapatkan sebagian besar keuntungan bisnis. Namun, jika pendiri bisnis ini menjual sahamnya kepada pihak lain, maka status owner pun juga akan berpindah ke pembeli atau penerima saham tersebut.

Tugas dan Tanggung Jawab Owner

Melihat dari status kepemilikan bisnis tersebut, tugas owner cenderung lebih banyak di bagian strategis yang mengevaluasi keseluruhan operasional bisnis. Mereka akan lebih mengedepankan performa bisnisnya agar dapat memperoleh pendapatan yang menguntungkan.

Namun tidak hanya itu saja, ada beberapa tugas dan tanggung jawab lain yang harus dilakukan owner untuk memastikan bisnisnya tetap berjalan lancar sepanjang waktu, yaitu:

1. Memimpin perusahaan

Owner sebagai pemilik bisnis harus dapat memimpin bisnisnya sendiri. Mereka biasanya akan mengontrol langsung ke lapangan untuk dan memastikan bisnisnya berjalan dengan lancar sesuai tujuan atau rencana awal.

Namun ada juga owner yang menyerahkan tanggung jawab ini kepada direktur atau manajer sebagai pemegang kekuasaan tertinggi setelahnya, untuk membantu mengawasi segala kegiatan bisnisnya, mulai dari produksi hingga pemasaran. Tidak hanya itu saja, mereka juga harus aktif berkoordinasi dengan para karyawan untuk mengetahui progres maupun kendala yang dialami.

2. Membuat peraturan perusahaan

Owner mempunyai wewenang untuk membuat peraturan dan kebijakan bagi bisnisnya yang nantinya harus ditaati oleh para karyawan. Dalam pembuatannya owner tidak bisa sembarangan. Mereka harus menyesuaikan kondisi serta risiko yang mungkin terjadi. Terkadang untuk melakukan tugas ini, owner akan bekerja sama dengan tim hukum maupun human resource perusahaannya,

Pihak owner berhak untuk memberi surat peringatan (SP) maupun memecat karyawannya yang melanggar peraturan. Hal ini dilakukan agar bisnis dapat berjalan dengan lancar sesuai peraturan yang telah ditentukan sekaligus kinerja karyawan dapat semakin meningkat.

3. Merencanakan strategi bisnis

Owner sebagai pemilik bisnis juga perlu membuat rencana dan strategi bisnis agar perusahaannya dapat berjalan dengan baik dan maju. Untuk melakukan hal ini, owner harus mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai bisnis. Maka dari itu, sebelum membangun sebuah bisnis owner harus mempelajari banyak hal terkait bisnis dan memperbanyak pengalaman. Dengan begitu, ketika sudah mempunyai bisnis sendiri tidak perlu bingung lagi harus melakukan apa untuk kemajuan bisnisnya.

4. Bertanggung jawab atas kerugian

Ketika bisnis mengalami kerugian, maka hal ini akan menjadi tanggung jawab owner. Untuk itu, owner harus bisa mencari solusi yang tepat agar tidak semua lini bisnisnya mendapatkan dampak negatifnya, terutama bagi para karyawan.

Dalam situasi seperti ini, owner akan melakukan segala cara untuk mengembalikan keadaan, seperti meminta bantuan perusahaan lain. Biasanya owner akan turun tangan langsung untuk melakukan kerja sama bisnis atau negosiasi terkait kerugian yang dialami.

5. Melakukan evaluasi bisnis

Owner harus selalu mengevaluasi secara rutin seluruh aktivitas bisnisnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pelaksanaan bisnisnya, apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana dan membawa hasil yang diharapkan atau malah sebaliknya.

Owner juga harus menyiapkan solusi yang mungkin untuk permasalahan bisnis yang dihadapinya. Solusi ini harus dipertimbangkan secara matang dengan memperhatikan semua faktor. Dengan begitu, tidak akan ada kesalahan bisnis yang terulang lagi selanjutnya.

6. Membuat keputusan

Biasanya owner akan membuat dan mengambil keputusan terbaik untuk kelancaran bisnisnya. Dengan selalu hadir dalam rapat evaluasi maupun tahunan, pihak owner dapat mengetahui progres dan kendala dari setiap aspek bisnisnya. Owner akan mencoba mengeluarkan keputusan yang terbaik, masuk akal, dan tentunya menguntungkan bagi bisnis.

Perbedaan Owner Vs CEO

Owner dan CEO (Chief Executive Officer) merupakan jabatan tertinggi dalam sebuah bisnis maupun perusahaan. Keduanya sama-sama mempunyai kendali penuh atas segala aktivitas bisnisnya. Namun, ternyata baik owner maupun CEO mempunyai perbedaan yang cukup signifikan lho.

Jika owner lebih dikenal sebagai pemilik usaha, berbeda halnya dengan CEO yang lebih fokus berperan sebagai pemimpin suatu perusahaan startup. Tidak hanya itu saja, CEO juga akan mewakili citra publik perusahaan, menetapkan arah strategi perusahaan, hingga memastikan dana anggaran perusahaan selalu tersedia di bank.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan owner yang perannya dalam suatu bisnis atau perusahaan tidak menentu dan bahkan tidak tertulis dengan jelas. Namun pastinya owner akan ikut membantu CEO untuk mengawasi operasional hingga sumber daya perusahaan.

Sebenarnya, owner bisa sekaligus menjabat sebagai CEO. Akan tetapi, hal ini biasa terjadi pada bisnis yang belum terlalu besar, seperti UMKM atau perusahaan startup. Namun, setelah bisnisnya mulai berkembang pesat, owner akan merekrut seorang CEO dan menyerahkan sebagian besar perannya kepada CEO.

Jadi bisa dikatakan bahwa seorang owner atau pemilik bisnis bisa saja menjadi CEO, namun seorang CEO belum tentu pemilik dari bisnis tersebut. Hal ini karena CEO hanya akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi perusahaan saja, bukan menjadi pemegang saham utama.

Perbedaan Owner dan Founder

Mungkin dari kalian pernah mendengar istilah founder. Apa sih perbedaan antara owner dan founder? Seperti yang telah dijelaskan, owner merupakan seorang pemilik bisnis. Namun seorang owner belum tentu menjadi pendiri dari perusahaan yang ia miliki, karena kepemilikan perusahaan yang dapat berubah-ubah.

Istilah founder digunakan untuk menjelaskan siapa pendiri bisnis tersebut, status founder juga tidak akan berubah meskipun kepemilikan bisnis terus berganti.

Sebagai contoh Anthony mendirikan perusahaan X, maka status Anthony sebagai founder sekaligus owner dari perusahaan X. Suatu ketika Anthony menjual perusahaan X kepada Jonathan. Maka status Jonathan kini menjadi owner dari perusahaan X, namun status Anthony sebagai founder tidak akan berubah.

Nah, itulah penjelasan singkat mengenai owner yang biasa kita kenal sebagai pemilik suatu bisnis. Ingin tahu informasi menarik lainnya seputar bisnis? Yuk, kunjungi langsung Blog sekarang juga!

Baca Juga

Leave a Comment