Mungkin bagi sebagian orang istilah desentralisasi erat kaitannya dengan dunia politik, namun sebenarnya desentralisasi kerap digunakan di bidang lain seperti bisnis, dan investasi.
Untuk lebih memahami istilah desentralisasi, Anda dapat menyimak artikel yang telah kami sediakan berikut.
Apa itu Desentralisasi?
Mengacu pada Pasal 1 UU Nomor 32 Tahun 2004, Desentralisasi adalah penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus pemerintahan di dalam NKRI.
Namun desentralisasi memiliki banyak makna yang berbeda tergantung dimana istilah tersebut diterapkan. Dalam dunia bisnis dan korporasi, desentralisasi dapat bermakna pendelegasian tanggung jawab dan pengambilan keputusan kepada orang-orang yang memiliki jabatan di bawahnya.
Dilansir dari Investor, secara universal, desentralisasi dapat disimpulkan sebagai penyerahan wewenang dan tanggung jawab dari seseorang atau lembaga yang lebih tinggi kepada mereka yang memiliki posisi lebih rendah, agar wewenang itu tidak berfokus pada satu orang saja.
Manfaat Desentralisasi dalam Bisnis
Dalam dunia bisnis, desentralisasi menjadi penting ketika suatu perusahaan telah menjadi besar sehingga sistem organisasinya menjadi jauh lebih kompleks untuk dikelola.
Menyerahkan semua tanggung jawab dan wewenang pengambilan kebijakan kepada stakeholder tinggi, dan C-Level saja tidak memungkinkan karena akan menyebabkan beban kerja yang sangat berat, sehingga pengambilan keputusan menjadi tidak efektif.
Meski mereka mampu membuat kebijakan yang efektif, semua waktu, tenaga, dan pikiran mereka akan terkuras habis sehingga mereka tidak akan memiliki banyak waktu untuk mengawasi eksekusi kebijakan tersebut.
Dalam kasus perusahaan yang memiliki banyak cabang. Kepala cabang tentu lebih mengetahui kondisi sosial dan geografis dibandingkan stakeholder di kantor pusat sehingga akan lebih baik bila kantor pusat membiarkan mereka membuat kebijakannya sendiri.
Di bawah ini adalah keuntungan dan manfaat dari desentralisasi, yaitu:
Kebijakan yang Lebih Baik dan Relevan
Seperti yang telah dijelaskan di atas. Manajer tingkat bawah, dan kantor-kantor cabang lebih memahami tantangan dan permasalahan yang mereka hadapi, sehingga keputusan dan kebijakan yang mereka ambil tentunya akan jauh lebih relevan dibandingkan dengan kebijakan yang ditentukan oleh pusat.
Lebih Adaptif dan Efisien
Manajer tingkat bawah dan kantor-kantor cabang dapat membuat dan menjalankan keputusan dengan lebih cepat dan efisien, karena bila menunggu arahan dari pusat, akan melibatkan rantai komando yang panjang.
Ini memungkinkan perusahaan mengambil kebijakan secara cepat untuk beradaptasi dengan tantangan dan permasalahan yang dinamis.
Motivasi yang Lebih Tinggi
Manajer dan kantor-kantor cabang akan merasa jauh lebih dihargai ketika mereka diberikan wewenang untuk mengurus wilayah tanggung jawabnya sendiri. Tentunya ini akan membuat mereka lebih termotivasi dibandingkan dengan hanya menjalankan perintah dari atasan.
Mengurangi Turnover karyawan
Motivasi erat kaitannya dengan angka turnover karyawan. Ketika motivasi sebuah cabang atau divisi sedang tinggi, semakin loyal pula mereka dengan perusahaan, yang berujung pada semakin tingginya tingkat retensi karyawan.
Lebih Kreatif dan Inovatif
Memiliki lebih banyak kepala untuk berpikir, semakin banyak pula ide yang mengalir. Desentralisasi membuat perusahaan dan suatu bisnis jauh lebih kreatif dan inovatif.
Distribusi Peran yang Lebih Baik
Dengan desentralisasi, beban kerja stakeholder tingkat atas semakin berkurang, menyebabkan mereka dapat lebih fokus dalam peran yang lebih strategis dalam pengambilan keputusan perusahaan. Selain itu, mereka juga dapat mengontrol eksekusi kebijakan yang dilakukan dengan lebih baik.
Peningkatan Kompetensi Karyawan
Desentralisasi membuat manajer tingkat bawah dan kantor-kantor cabang mendapatkan lebih banyak tantangan dan tugas untuk dipecahkan yang dapat mengasah kemampuan dan kompetensi mereka.
Masalah sering kali datang ketika stakeholder tingkat tinggi memutuskan keluar dari perusahaan. Mencari penggantinya tidak akan mudah, bukan?
Sistem desentralisasi memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk melahirkan calon petinggi-petinggi berkualitas, sehingga ketika salah satu dari mereka memutuskan keluar, akan ada manajer tingkat bawah kompeten yang siap menggantikannya.
Ciri-Ciri Desentralisasi dalam Bisnis
Desentralisasi dan sentralisasi membicarakan mengenai seberapa banyak wewenang dan pengambilan keputusan dipegang oleh manajemen tingkat atas (pusat, superior) dan manajemen tingkat bawah (inferior)
Ketika wewenang dan keputusan lebih mengarah ke pihak superior, dan terpusat, maka sistem tersebut lebih mengarah kepada sentralisasi. Bila sebaliknya, itu adalah desentralisasi.
Adapun ciri-ciri sistem desentralisasi di dalam suatu bisnis adalah:
- Kontrol manajemen tingkat atas (pusat) yang lebih sedikit
- Pemberian otonomi yang lebih besar
- Banyak keputusan penting yang dibuat oleh manajemen tingkat bawah atau cabang
- Lebih banyak otoritas yang terdistribusi di setiap level manajemen
Jenis Desentralisasi dalam Bisnis
Terdapat beberapa jenis dan variasi dari desentralisasi, yaitu:
Desentralisasi Fungsional
Desentrasi fungsional adalah desentralisasi yang terkait dengan area kerja fungsional. Misalnya adalah Human Resource Manager memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan yang terkait dengan sumber daya manusia, seperti misalnya perekrutan, pelatihan, dan lain-lain.
Desentralisasi Produk
Desentralisasi Produk adalah desentralisasi yang terkait dengan produk akhir dari suatu perusahaan. Ambil contoh perusahaan Suzuki yang memproduksi berbagai jenis motor seperti Satria FU, GSXR, dan lain-lain.
Wewenang dan tanggung jawab untuk mengurus tiap-tiap produk tersebut bisa saja didelegasikan ke manajer-manajer yang berbeda-beda.
Desentralisasi Geografis
Desentralisasi geografis biasanya dilakukan kepada perusahaan yang memiliki banyak cabang regional maupun multinasional. Dalam desentralisasi ini, perusahaan pusat atau induk mendelegasikan wewenang kepada perusahaan cabang untuk mengambil kebijakan sesuai dengan tantangan yang mereka hadapi.
Desentralisasi Proyek
Ketika sebuah perusahaan mengadakan sebuah proyek, perusahaan akan menunjuk orang-orang atau divisi yang relevan atau kompeten untuk menangani proyek tersebut.
Dalam menjalankan proyek, divisi yang bertanggung jawab akan memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan mengenai proyek tersebut. Inilah yang disebut dengan desentralisasi proyek.
Faktor-Faktor Pendukung Desentralisasi
Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan perusahaan untuk memilih sistem desentralisasi dibandingkan sentralisasi, begitupun sebaliknya. Faktor tersebut yaitu:
Ukuran Korporasi
Semakin besar suatu perusahaan, semakin banyak dan kompleks pula operasi bisnis yang dilakukan. Karena itu semakin besar suatu perusahaan, semakin banyak pula kewenangan yang didelegasikan dari manajemen tingkat atas kepada manajemen tingkat bawah.
Lingkup Kegiatan Korporasi
Lingkup kegiatan korporasi mencakup produk dan cabang yang dimiliki oleh perusahaan. Sebuah perusahaan dengan lini operasi yang terdiri dari berbagai macam produk cenderung mendelegasikan kewenangan kepada tiap-tiap tim manajemen produk yang terkait.
Begitupun dengan cabang. Perusahaan yang memiliki banyak cabang akan menyerahkan kewenangan kepada cabang-cabang tersebut secara mandiri agar mereka dapat mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan tantangan geografisnya.
Kontrol Sistem
Desentralisasi bisnis menuntut manajemen tingkat atas dan perusahaan pusat untuk memiliki kontrol sistem yang baik untuk dapat memonitor dan mengawasi jalannya sistem desentralisasi agar tidak terjadi penyelewengan oleh pihak terkait.
Kualitas Manajer yang Berbeda-beda
Tidak semua manajer tingkat bawah kompeten. Mendesentralisasikan pengambilan keputusan kepada manajer yang tidak berkualitas beresiko menimbulkan kerugian dan mungkin saja membahayakan perusahaan. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu memilah kembali kualitas manajer, dan kualitas tiap cabang sebelum memutuskan mendelegasikan kewenangan kepada mereka.
Kekurangan Desentralisasi Bisnis
Selain dari kelebihan dan manfaat yang telah disinggung di atas, desentralisasi bisnis juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu Anda perhatikan.
Masalah paling pertama dan utama adalah rendahnya sinergi dan koordinasi. Karena keputusan tiap manajer atau cabang yang independen, bisa saja keputusan tersebut keluar dari arah tujuan perusahaan.
Selain itu keputusan yang diambil secara independen antara satu manajer bawah dengan manajer bawah lain dapat saja bertentangan, yang pada akhirnya menimbulkan konflik.
Ada beberapa kekurangan lain dari sistem desentralisasi bisnis, yaitu:
Beresiko
Terlalu banyak mendelegasikan kewenangan dapat membuat manajemen atas dan pusat kehilangan kontrol atas bawahannya. Kebijakan buruk yang dibuat oleh manajemen bawah dapat merusak reputasi manajemen tingkat atas.
Alur Lebih Rumit
Perusahaan memerlukan sistem dan rantai komando yang kuat untuk dapat mengatur dan mengelola kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh manajemen bawah agar desentralisasi berjalan efektif dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Memakan Banyak Sumber Daya
Dalam desentralisasi, tiap-tiap manajemen bawah memiliki kebijakannya masing-masing yang dapat menyebabkan pembengkakkan sumber daya untuk mendukung kebijakan tersebut.
Apabila semuanya diatur oleh pusat, maka pusat dapat menyeragamkan sumber daya yang dibutuhkan ketika akan membuat kebijakan. Hal ini tidak berlaku dalam desentralisasi.
Ambiguitas Wewenang
Desentralisasi membuat tiap-tiap manajer memiliki wewenang dan kapasitas untuk mengambil keputusan. Hal ini akan mengaburkan rantai komando dan menjadi masalah baru bagi perusahaan.
Demikian artikel mengenai pentingnya desentralisasi dalam bisnis. Kunjungi Blog dan temukan berbagai artikel menarik lainnya terkait karir, dan pekerjaan. Upgrade wawasan Anda sekarang!
Hai semua, saya Emilia S.M, seorang praktisi sumber daya manusia yang passionate dan berpengalaman. Saya percaya bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam setiap organisasi, dan itulah mengapa saya berkomitmen untuk membantu membangun lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya guna.