BlogDunia Kerja BaliInfo HR

Shareholder Agreement: Cara Melindungi Bisnis Anda

emilia S.M

Shareholder Agreement

Dalam ketidakpastian dunia bisnis, langkah-langkah yang tepat untuk melindungi kepentingan setiap pemangku kepentingan sangatlah penting. Salah satu cara yang umum digunakan oleh perusahaan untuk menjaga stabilitas dan mengatur hubungan antara pemegang saham adalah melalui perjanjian pemegang saham.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa yang dimaksud dengan perjanjian pemegang saham, mengapa itu penting, dan unsur-unsur kunci yang sering kali termasuk di dalamnya.

Table of Contents

Apa itu Shareholder dan Contohnya?

Apa itu shareholder agreement? Perjanjian pemegang saham, yang juga dikenal sebagai perjanjian pemegang saham atau perjanjian saham, merupakan kesepakatan legal yang terjalin antara para pemegang saham suatu perusahaan.

Dalam dokumen ini dijabarkan hak-hak, kewajiban, serta tanggung jawab mereka, juga tata kelola serta operasional perusahaan. Meskipun isinya bisa berbeda-beda tergantung jenis perusahaan dan pemegang sahamnya, umumnya mencakup hal-hal seperti berikut:

Hak dan Kewajiban Pemegang Saham

Dalam perjanjian ini diuraikan hak dan kewajiban masing-masing pemegang saham, termasuk hak suara, kewenangan dalam pengambilan keputusan, serta tanggung jawab terhadap perusahaan.

Pengelolaan Perusahaan

Perjanjian mencakup ketentuan bagaimana perusahaan akan dijalankan dan dikelola, seperti penunjukan dan pemecatan direktur, proses pengambilan keputusan, dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan.

Pembatasan Pemindahan Saham

Perjanjian seringkali mencakup pembatasan terkait pemindahan saham, seperti hak pembelian lebih dahulu bagi pemegang saham yang sudah ada, hak pertama untuk menolak, dan persyaratan persetujuan untuk pemindahan saham kepada pihak ketiga.

Penyelesaian Sengketa

Di dalam perjanjian juga dapat dimasukkan mekanisme penyelesaian sengketa antara pemegang saham, seperti mediasi, arbitrase, atau metode alternatif penyelesaian sengketa lainnya.

Kerahasiaan dan Larangan Persaingan

Dokumen ini mungkin mengandung ketentuan tentang menjaga kerahasiaan informasi perusahaan dan larangan persaingan guna melindungi kepentingan perusahaan.

Exit Strategy

Perjanjian bisa mengatasi exit strategy bagi pemegang saham, seperti klausa beli-jual, hak ikut serta dan hak menolak ikut serta dalam penjualan, serta metode penilaian dan penjualan saham.

Ketentuan Tambahan

Ketentuan lainnya yang bisa dimuat dalam perjanjian pemegang saham mencakup pembagian dividen, sumber pendanaan, hak atas kekayaan intelektual, dan segala ketentuan khusus yang disepakati oleh para pemegang saham.

Perjanjian pemegang saham memiliki peran penting karena membantu menetapkan aturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham dan perusahaan. Ini memberikan kejelasan dan panduan dalam menghadapi potensi perselisihan di masa depan serta memastikan kelancaran operasional perusahaan.

Sangat disarankan agar para pemegang saham membuat perjanjian ini sebelum munculnya perselisihan, karena dapat berfungsi sebagai patokan dalam menyelesaikan konflik dan melindungi kepentingan semua pemegang saham.

Contoh Shareholder Agreement untuk Usaha Kewirausahaan

Shareholder Agreement

Banyak pengusaha yang sedang memulai perusahaan startup mungkin ingin membuat perjanjian pemegang saham bagi pihak-pihak yang terlibat pada awalnya. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang jelas mengenai niat awal mereka.

Apabila terjadi perselisihan di kemudian hari seiring dengan perkembangan dan perubahan perusahaan, memiliki perjanjian tertulis dapat membantu dalam menyelesaikan masalah dengan memberikan acuan yang jelas.

Para pengusaha juga mungkin ingin menyertakan ketentuan mengenai siapa saja yang dapat menjadi pemegang saham, bagaimana jika seorang pemegang saham tidak lagi dapat memiliki saham secara aktif (misalnya karena mengalami cacat, meninggal dunia, mengundurkan diri, atau diberhentikan), dan siapa yang memenuhi syarat untuk menjadi anggota dewan direksi perusahaan.

Seperti halnya dengan semua perjanjian pemegang saham, sebuah perjanjian untuk startup umumnya memiliki struktur seperti berikut ini:

Pendahuluan dan Identitas Pihak-Pihak Terlibat

Bagian ini akan mengawali perjanjian dengan mengidentifikasi secara jelas dan rinci semua pihak yang terlibat dalam kesepakatan ini. Ini meliputi pengenalan perusahaan yang didirikan serta daftar lengkap para pemegang saham yang terlibat dalam transaksi.

Pemaparan Alasan dan Tujuan Perjanjian

Dalam bagian ini, akan diuraikan secara mendalam mengenai latar belakang serta tujuan utama di balik pembentukan perjanjian ini. Hal ini mencakup niat awal para pihak, aspirasi bisnis yang ingin dicapai, dan manfaat jangka panjang yang diharapkan dari kerjasama ini.

Rincian Opsi Pembelian Kembali Saham oleh Perusahaan

Bagian ini akan merinci semua opsi yang terkait dengan pembelian kembali saham oleh perusahaan. Opsi ini bisa bersifat opsional atau diwajibkan, dan akan dijelaskan secara terperinci prosedur, syarat, serta mekanisme yang terkait dengan pembelian kembali saham dari seorang pemegang saham yang ingin melepaskan sahamnya.

Klausul Hak Pertama (Right of First Refusal)

Klausul ini akan menjelaskan hak pertama perusahaan untuk membeli efek saham yang ingin dijual oleh seorang pemegang saham. Hal ini dilakukan sebelum efek saham tersebut ditawarkan kepada pihak luar perusahaan. Mekanisme hak pertama ini akan diuraikan, termasuk proses komunikasi dan penentuan harga yang relevan.

Penetapan Harga Saham yang Adil

Bagian ini akan menjelaskan cara penetapan harga yang adil untuk saham. Cara ini bisa berupa perhitungan ulang setiap tahun atau berdasarkan formula yang sudah ditetapkan. Tujuan dari penetapan harga ini adalah untuk memastikan bahwa nilai saham mencerminkan kondisi aktual perusahaan.

Deskripsi Kebijakan Asuransi (Opsional)

Jika relevan, bagian ini akan menjelaskan tentang potensi kebijakan asuransi yang diterapkan dalam rangka perlindungan terhadap risiko-risiko tertentu. Deskripsi ini akan menguraikan jenis risiko yang dijamin, cakupan asuransi, serta tata cara klaim.

Dengan rincian lebih lanjut seperti di atas, struktur perjanjian pemegang saham untuk usaha kewirausahaan menjadi lebih terperinci dan mendalam. Pastikan untuk menyajikan informasi dengan bahasa dan gaya Anda sendiri untuk menghindari plagiasi.

Beragam Jenis Shareholder dalam Lingkup Perusahaan

Sebagai individu atau kelompok yang memiliki kepemilikan saham dalam suatu perusahaan, peran utama pemegang saham adalah memberikan modal yang diperlukan perusahaan untuk berbagai keperluan bisnisnya. Ada beberapa jenis pemegang saham yang memiliki perbedaan dalam hak dan peran mereka, di antaranya adalah pemegang saham biasa (common shareholder) dan pemegang saham istimewa (preferred shareholder).

Apa yang membedakan keduanya dan bagaimana mereka beroperasi dalam kerangka bisnis perusahaan? Berikut adalah penjelasan lebih mendetail mengenai masing-masing jenis pemegang saham tersebut.

Pemegang Saham Biasa (Common Shareholder)

Pemegang saham jenis ini adalah tipe yang paling umum dalam struktur kepemilikan perusahaan. Biasanya, mereka memiliki hak suara dalam berbagai keputusan penting perusahaan, seperti pemilihan dewan direksi atau pengesahan kebijakan strategis.

Kehadiran hak suara ini memberi mereka pengaruh dalam pengambilan keputusan dan arah perusahaan. Dalam kasus tertentu, pemegang saham biasa dapat mengajukan tuntutan hukum kolektif (action class) jika ada masalah serius yang mempengaruhi perusahaan.

Pemegang Saham Istimewa (Preferred Shareholder)

Pemegang saham istimewa adalah investor yang memiliki jenis saham dengan hak-hak khusus tertentu. Meskipun mereka tidak memiliki hak suara dalam keputusan perusahaan, mereka mendapatkan keuntungan lain.

Misalnya, mereka memiliki hak atas dividen tetap yang harus dibayarkan oleh perusahaan sebelum dividen dibagikan kepada pemegang saham biasa. Pemegang saham istimewa ini cenderung diutamakan dalam hal pembagian keuntungan.

Perbedaan dalam hak dan peran antara pemegang saham biasa dan istimewa mencerminkan fleksibilitas dalam pengelolaan dan kepemilikan perusahaan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang jenis-jenis pemegang saham ini, perusahaan dapat merancang struktur kepemilikan yang sesuai dengan tujuan dan kepentingan bisnis mereka.

Jenis Muatan Klausal di Shareholder Apa Saja?

Di bawah ini terdapat berbagai jenis ketentuan yang umumnya ditemukan dalam shareholder agreement. Bagi Anda yang belum memiliki pengalaman dalam membuat shareholder, ini adalah hal penting shareholder agreement yang perlu diperhatikan.

Hak Utama Pertama (Right of First Refusal)

Hak ini memberikan kesempatan kepada pemegang saham untuk pertama kali mempertimbangkan tawaran saat mereka berencana untuk menjual saham kepada investor lain.

Opsi Jual (Put Option)

Hak ini diperuntukkan bagi pemegang saham minoritas. Hak ini memungkinkan pemegang saham minoritas untuk menawarkan sahamnya kepada pemegang saham mayoritas pada waktu yang telah ditentukan.

Hak Pra-Pembelian (Pre-emptive Right)

Hak ini memungkinkan pemegang saham untuk mendapatkan penawaran pertama dalam membeli saham ketika perusahaan berencana untuk mengumpulkan modal melalui skema penawaran saham baru (right issue). Sebelum penawaran diajukan kepada pihak lain, pemegang saham memiliki hak untuk memesan saham terlebih dahulu.

Hak Penjualan Bersama (Co-Sale Right)

Dalam struktur perusahaan, terdapat pemegang saham mayoritas dan minoritas. Biasanya, pemegang saham mayoritas memiliki kendali yang lebih besar, tetapi dalam ketentuan ini, pemegang saham minoritas diberi hak yang sejajar.

Klausul Bawa Bersama (Drag-Along Clause)

Hak ini dimiliki oleh pemegang saham mayoritas. Jika pemegang saham mayoritas berkeinginan menjual sahamnya, pemegang saham minoritas diwajibkan untuk turut menjual saham mereka.

Opsi Panggilan (Call Option)

Hak ini juga dimiliki oleh pemegang saham mayoritas. Pemegang saham mayoritas memiliki wewenang untuk membeli saham yang dimiliki oleh pemegang saham minoritas.

Apa Perbedaan Shareholder dan Stakeholder?

Meski terdengar mirip, shareholder dan stakeholder merupakan dua hal yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa perbedaan dari shareholder dan stakeholder.

Perbedaan antara Shareholder dan Stakeholder dalam Konteks Perusahaan

Shareholder

  • Shareholder adalah individu atau kelompok yang memiliki sebagian saham dalam suatu perusahaan.
  • Fokus utama shareholder adalah kepemilikan saham dan keuntungan finansial yang dihasilkan dari kenaikan nilai saham atau pembagian dividen.
  • Shareholder memiliki hak suara dalam keputusan penting perusahaan berdasarkan jumlah saham yang dimiliki.

Stakeholder

  • Stakeholder merujuk kepada semua pihak yang memiliki kepentingan dalam aktivitas dan kesuksesan perusahaan.
  • Pemangku kepentingan (stakeholder) meliputi karyawan, konsumen, komunitas lokal, pemasok, dan sebagainya.
  • Fokus utama stakeholder adalah dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi yang dihasilkan oleh perusahaan.
  • Pemangku kepentingan memiliki beragam kepentingan yang harus diperhatikan oleh perusahaan, termasuk etika bisnis dan tanggung jawab sosial.

Perbedaan antara Shareholder dan Stockholder dalam Aspek Keanggotaan dan Tanggung Jawab

Stockholder

  • Stockholder adalah individu atau entitas yang memiliki satu atau lebih saham dalam perusahaan.
  • Nama stockholder tercatat pada sertifikat saham.
  • Stockholder memiliki tanggung jawab terbatas terhadap utang perusahaan.
  • Tanggung jawabnya sebatas jumlah saham yang dimiliki.

Shareholder

  • Shareholder adalah pemilik saham perusahaan dan dapat termasuk individu atau kelompok.
  • Selain kepemilikan saham, shareholder juga berpartisipasi dalam keputusan strategis perusahaan.
  • Shareholder memiliki dampak lebih luas terhadap perusahaan karena memiliki hak suara dan terlibat dalam pengambilan keputusan.
  • Shareholder juga memiliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap perusahaan, termasuk kewajiban atas utang perusahaan.

Penting untuk diingat bahwa nilai dan tanggung jawab dari shareholder dan stakeholder dapat bervariasi tergantung pada struktur dan tujuan perusahaan.

Pentingnya Perjanjian Pemegang Saham (Shareholder Agreement) dalam Konteks Bisnis

Perjanjian pemegang saham adalah sebuah dokumen penting yang wajib dibentuk oleh para pemegang saham suatu perusahaan. Namun, mengapa perjanjian ini memiliki peran yang sangat vital?

Memfasilitasi Pengambilan Keputusan yang Efektif

Perjanjian pemegang saham memainkan peran sentral dalam memfasilitasi proses pengambilan keputusan bagi para pemegang saham. Menjadi pemegang saham berarti harus terlibat dalam berbagai keputusan krusial yang dapat mempengaruhi arah perusahaan.

Terkadang, situasi yang dihadapi dapat berpotensi merugikan perusahaan.

Perjanjian ini menjadi panduan yang sangat berharga bagi para pemegang saham saat mengambil keputusan penting. Isinya membantu memberikan arah dan kerangka acuan dalam menjawab berbagai pertanyaan yang mungkin muncul.

Strategi Pengunduran Diri yang Terencana dan Adil

Satu aspek penting dalam perjanjian pemegang saham adalah pengaturan strategi untuk pengunduran diri seorang pemegang saham. Jika ada pemegang saham yang berniat untuk menjual sahamnya dan meninggalkan perusahaan, perjanjian ini menetapkan persyaratan yang harus dipatuhi.

Fungsi ini berperan dalam menciptakan keteraturan dan transparansi dalam menghadapi situasi pengunduran diri. Dengan adanya panduan yang jelas, risiko potensi tindakan yang tidak adil atau curang dapat diminimalkan, sehingga melindungi kepentingan perusahaan dan semua pemegang saham.

Mengatur Pengelolaan Keuangan dengan Lebih Baik

Perjanjian pemegang saham memiliki kemampuan untuk mengatur cara perusahaan mengakses dana serta memberikan panduan mengenai kewajiban pemegang saham dalam memberikan kontribusi dana pribadi. Selain itu, perjanjian ini sering juga mencakup regulasi terkait manajemen dividen dan perlakuan terhadap tabungan pribadi masing-masing pemegang saham.

Dengan adanya kerangka kerja yang jelas dalam hal keuangan, perjanjian ini membantu menghindari kebingungan atau ketidakpastian di antara pemegang saham.

Hak yang Dimiliki oleh Pemegang Saham

Bagi mereka yang memiliki saham dalam suatu perusahaan, terbuka peluang untuk memegang beragam hak yang berkaitan dengan tingkat kepemilikan mereka. Hak-hak ini memiliki ciri khas dan wewenang yang berbeda tergantung pada jenis saham yang dimiliki. Dalam hal ini, ada beberapa hal yang perlu dipahami secara lebih mendetail mengenai hak-hak pemegang saham:

Prioritas Saat Likuidasi Perusahaan

Terlepas dari pandangan umum bahwa pemegang saham biasa akan menjadi pihak pertama yang memperoleh aset ketika perusahaan mengalami likuidasi, kenyataannya adalah pemegang saham istimewa akan mendapatkan prioritas untuk memperoleh hak kepemilikan dalam skenario likuidasi perusahaan.

Hak Suara dan Dividen

Pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam memutuskan kebijakan perusahaan. Sebaliknya, pemegang saham istimewa diberi prioritas dalam menerima dividen sebelum hak tersebut diberikan kepada pemegang saham biasa.

Hak Pemegang Obligasi

Pemegang obligasi memiliki hak-hak yang diatur oleh perjanjian atau kontrak yang mengikat penerbit dan pemilik obligasi. Hak-hak ini mencakup pembayaran serta hak-hak istimewa yang diatur oleh prinsip-prinsip kontrak atau indenture.

Partisipasi dalam Keuntungan

Pemegang saham, terutama pemegang saham biasa, memiliki hak untuk mendapatkan bagian dari keuntungan atau laba yang diperoleh perusahaan.

Selain hak-hak di atas, terdapat juga hak-hak lain yang patut dipahami oleh pemegang saham, termasuk:

  • Hak untuk memeriksa catatan dan buku perusahaan.
  • Hak untuk mengajukan tuntutan jika pejabat atau direksi perusahaan melakukan pelanggaran.
  • Hak untuk memberikan suara atau masukan dalam berbagai keputusan perusahaan, seperti pemilihan dewan direksi, akuisisi, atau penggabungan.
  • Hak untuk menerima dividen.
  • Hak untuk berpartisipasi dalam pertemuan tahunan baik secara langsung maupun melalui konferensi.
  • Hak untuk menyatakan pendapat melalui surat suara, wakil suara, atau platform lainnya jika tidak dapat hadir dalam pertemuan tahunan.
  • Hak untuk mengajukan klaim terhadap alokasi hasil proporsional dalam situasi perusahaan melikuidasi aset.

Dalam mengamati hak-hak tersebut, penting untuk memahami bahwa perbedaan dalam hak-hak pemegang saham bervariasi tergantung pada hukum yang berlaku di negara tempat perusahaan beroperasi. Jika bisnis Anda di Indonesia, maka perlu untuk merujuk pada undang-undang yang berlaku.

Oleh karena itu, pengetahuan akan peraturan hukum yang berlaku sangatlah penting bagi setiap investor untuk memastikan pemahaman yang akurat tentang hak dan wewenang mereka. Jika Anda memiliki bisnis, maka mengetahui hak dari para shareholder akan lebih penting.

Demikianlah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai shareholder agreement. Jika ini merupakan sesuatu yang baru bagi Anda, maka perlu untuk memahaminya dengan baik. Shareholder agreement akan membantu Anda dalam melindungi bisnis. Selain itu, Anda juga perlu untuk mengetahui banyak hal lainnya tentang dunia bisnis, startup, karir dan peluang usaha lainnya. Blog dapat membantu Anda untuk mempersiapkan bisnis dengan baik.  Yuk, baca berbagai artikel bermanfaatnya.

Baca Juga

Leave a Comment