Perbedaan pendapat, keinginan, dan tujuan dari masing-masing individu pasti terjadi di lingkungan tempat kerja. Namun, apabila perbedaan tersebut sering terjadi maka akan mendorong timbulnya konflik.
Untuk itu setiap karyawan tentu harus memiliki keterampilan untuk menunjang pekerjaannya. Keterampilan tersebut salah satunya adalah negotiation skill. Negosiasi ini akan dapat membantu menghadapi berbagai tantangan yang terjadi di tempat kerja.
Pada hakikatnya, kesuksesan dalam berkarir tergantung pada skill negosiasi yang kamu miliki lho. Yuk simak lebih lanjut apa itu negosiasi, tujuan, jenis, contoh, proses, hingga strateginya.
Pengertian Negosiasi Skill
Negosiasi skill termasuk ke dalam jenis softskill di mana merupakan proses tawar-menawar dengan merundingkan suatu permasalahan yang terjadi untuk mencapai hasil akhir yang disepakati bersama. Bukan tentang siapa paling benar dengan memberikan penjelasan logis seperti debat ilmiah, skill ini melibatkan kecerdasan emosional untuk mengelola diri dalam kemampuan berinteraksi dengan orang lain.
Setiap saat dibutuhkan negosiasi apakah ketika sedang berjuang memperoleh hasil terbaik untuk proyek atau tim, bernegosiasi untuk memperoleh gaji yang diinginkan sampai negosiasi untuk kepentingan mendapatkan benefit dari sebuah perusahaan. Dalam konteks dunia kerja, negosiasi merupakan bagian integral dari sebuah organisasi untuk menciptakan nilai.
Tujuan Negosiasi Skill
Negosiasi sendiri bertujuan untuk mencapai kesepakatan yang memuaskan bagi semua pihak yang terlibat. Dalam mendapatkan kesepakatan tersebut diperlukan komunikasi efektif serta pemahaman yang baik terhadap posisi dan kebutuhan masing-masing sehingga dengan menguasai skill ini juga dapat membantu mencapai tujuan serta membangun hubungan yang lebih baik dengan rekan di tempat kerja.
Jenis Negosiasi
Negosiasi terbagi ke dalam beberapa jenis, sebagai berikut:
1. Win-Win (Kolaborasi)
Jenis negosiasi ini melibatkan dua pihak yang berkolaborasi untuk mendapatkan kesepakatan bersama. Dalam negosiasi ini fokusnya tidak hanya pada pencapaian tujuan individu, tetapi juga pada menemukan solusi yang menguntungkan bagi semua pihak.
Negosiator mencoba untuk memahami kebutuhan dan tujuan masing-masing pihak, juga mencari cara untuk memenuhi kebutuhan mereka secara seimbang. Negosiasi Win-Win memerlukan keterbukaan dan keinginan untuk bekerja sama, serta keterampilan komunikasi dan negosiasi yang baik. Negosiasi ini memiliki potensi untuk menciptakan solusi yang memuaskan bagi semua pihak dan memperkuat hubungan antara pihak-pihak yang terlibat.
2. Win-Lose (Dominasi)
Pada negosiasi ini, salah satu pihak berusaha untuk memperoleh keuntungan maksimal dengan memaksimalkan keuntungan pribadi dan mengurangi keuntungan lawan. Dalam negosiasi Win-Lose, satu pihak berusaha untuk menguasai situasi dan memaksimalkan keuntungan pribadi dengan cara apapun yang diperlukan.
Jenis negosiasi seperti ini sering menghasilkan solusi yang tidak memuaskan bagi salah satu pihak dan dapat memicu ketegangan atau konflik. Ini juga dapat memperlemah hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dan menciptakan rasa kekecewaan. Oleh karena itu, negosiasi Win-Lose jarang digunakan dan lebih sering menimbulkan masalah daripada menyelesaikan masalah.
3. Lose-Win (Akomodasi)
Jenis negosiasi selanjutnya adalah Lose-Win yaitu salah satu pihak berusaha untuk memuaskan kebutuhan lawan dengan mempertaruhkan kepentingan pribadi. Dalam negosiasi Lose-Win, satu pihak berkonsesi dan membuat kompromi demi memenuhi kebutuhan lawan.
Meskipun negosiasi Lose-Win dapat memperkuat hubungan antara pihak-pihak yang terlibat, ini juga dapat menyebabkan salah satu pihak merasa tidak puas. Oleh karena itu, negosiasi Lose-Win sering digunakan sebagai strategi akhir jika negosiasi Win-Win atau Win-Lose tidak memungkinkan.
4. Lose-Lose (Menghindari Konflik)
Negosiasi Lose-Lose biasanya terjadi ketika kedua belah pihak tidak memiliki kepentingan yang kuat atau keterampilan negosiasi yang baik. Ini juga dapat terjadi ketika kedua belah pihak tidak mampu atau tidak ingin menemukan solusi yang memuaskan bagi semua pihak.
Meskipun negosiasi Lose-Lose dapat menghindari konflik, ini juga menimbulkan kekecewaan dan rasa tidak puas bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu, negosiasi Lose-Lose tidak dapat diterima sebagai solusi jangka panjang untuk menyelesaikan suatu masalah besar.
Contoh Skill Negosiasi dalam Dunia Kerja
Dalam konteks lingkup profesional seperti di tempat kerja contoh negosiasi yang sering dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Negosiasi Gaji
Proses ini biasanya terjadi pada saat interview kerja, di mana dua pihak yaitu pekerja dan pemberi kerja berunding untuk mencapai kesepakatan tentang jumlah gaji yang akan diterima oleh pekerja. Negosiasi gaji melibatkan diskusi tentang tingkat pengalaman, keterampilan, dan tanggung jawab pekerja, serta kebutuhan dan anggaran perusahaan.
Tujuan dari negosiasi ini adalah untuk mencapai kesepakatan yang memuaskan bagi kedua pihak dengan memperhatikan kebutuhan dan posisi masing-masing. Kemampuan negosiasi yang baik juga dapat membantu individu memperoleh gaji yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik saat melakukan perubahan pekerjaan atau saat membahas perpanjangan kontrak kerja.
2. Negosiasi dengan Klien
Dalam hal bisnis, negosiasi melibatkan diskusi tentang produk atau jasa yang ditawarkan, harga, jangka waktu pembayaran, dan kondisi lainnya. Tujuan dari negosiasi dengan klien adalah untuk memastikan bahwa klien memahami dan setuju dengan kondisi dan harga, serta untuk membangun hubungan yang positif dengan klien.
Pada proses negosiasi penting untuk menyampaikan informasi yang jujur dan tidak manupulatif sesuai dengan apa yang ingin perusahaan tawarkan kepada klien. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah meyakinkan klien dengan memberi keuntungan lain misalnya pemberian diskon jika klien bersedia mengikuti kontrak kerja sama dalam waktu yang telah ditentukan.
3. Negosiasi Mengambil Cuti Kerja
Setiap karyawan memiliki hak untuk mengambil cuti dengan alasan-alasan tertentu. Saat mengajukan permohonan cuti kerja diperlukan skill negosiasi untuk meyakinkan atasan agar disetujui.
Dalam negosiasi ini, karyawan harus menjelaskan alasan ia membutuhkan cuti dan menunjukkan bagaimana memastikan tugas-tugasnya tetap terselesaikan saat ia tidak bekerja. Sementara itu, atasan harus mempertimbangkan kebutuhan bisnis dan bagaimana cuti karyawan akan mempengaruhi tugas-tugas lain.
Ingatlah untuk bersikap profesional dan bersikap terbuka selama proses negosiasi cuti kerja untuk memastikan keputusan yang terbaik untuk kedua belah pihak.
4. Negosiasi Mengajukan Permintaan Kenaikan Jabatan
Dalam berkarir tentunya seseorang ingin mendapatkan jenjang karir yang lebih baik kedepannya. Bagaimana jika kamu merasa sudah layak dan sudah memasuki waktu yang tepat tapi tak kunjung mendapatkan kenaikan jabatan? Mungkin kecewa, tapi dengan skill negosiasi kamu bisa mengajukan permintaan kenaikan jabatan kepada atasan dengan memahami pola karir perusahaan dan membuat daftar prestasi serta kontribusi kamu selama bekerja di perusahaan.
Keberhasilan negosiasi permintaan kenaikan jawaban tergantung pada keterbukaan antara karyawan dan atasan untuk bekerja sama menemukan solusi yang sesuai. Sebagai seorang karyawan juga harus memastikan bahwa kamu memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk melanjutkan karir di perusahaan tersebut sehingga dapat meyakinkan atasan bahwa kenaikan jabatan memiliki dampak positif bagi perusahaan secara keseluruhan. Berikut ini adalah artikel tips cara cepat naik jabatan yang mungkin dapat Anda terapkan untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan promosi.
Negosiasi dengan Pihak Eksternal
Perusahaan harus berurusan dengan mitra bisnis atau penyedia layanan yang akan membantu mereka melaksanakan tugas atau proyek tertentu.
Contohnya ketika Anda akan menggunakan layanan outsourcing. Kemampuan negosiasi akan sangat penting agar Anda dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan memastikan efisiensi dalam operasional.
Anda dapat memilih sebagai penyedia jasa layanan outsourcing on-demand terpercaya. Kami dapat menyalurkan pekerja profesional dari berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan Anda kurang dari 24 jam. Pelajari selengkapnya produk dan layanan dis
Proses Negosiasi
Seperti sedang melakukan tawar-menawar di pasar, negosiasi adalah proses komunikasi yang terjadi atara pihak-pihak yang memiliki pandangan yang berbeda. Negosiasi dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan serta harapan masing-masing pihak. Setelah itu, semua pihak berkomunikasi untuk membicarakan tentang masalah tersebut dan berusaha mencari solusi yang menguntungkan bersama.
Dalam prosesnya, pihak perunding disebut sebagai negosiator. Negosiator harus mampu mengatasi perbedaan pandangan dan memecahkan masalah dengan cara yang efektif agar memuaskan semua pihak. Diskusi ini juga mencakup membuat dan memberikan tawaran yang sesuai dengan tujuannya.
Dalam beberapa kasus, negosiator harus membuat kompromi untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan yang dicapai melalui proses negosiasi inipun harus diterima oleh semua pihak dan diterapkan secara adil dan jujur. Negosiasi yang sukses adalah menciptakan win-win solution dan memperkuat hubungan mereka bukan membuat perselisihan.
Strategi Negosiasi
Melatih keterampilan bernegosiasi memang tidaklah mudah, bahkan seseorang yang sudah memiliki jam terbang lebih tinggi sekalipun tetap menyusun strategi yang tepat untuk memenangkan negosiasi. Berikut adalah strategi negosiasi yang dapat dilakukan untuk dijadikan senjata untuk mengembangkan kemampuan negosiasi.
1. Komunikasi Skill dan Kemampuan Persuasi
Seperti yang kita ketahui bahwa negosiasi semacam melakukan presentasi atas gagasan pikiran untuk melakukan penawaran, sehingga dibutuhkan adanya komunikasi efektif sebagai jalan untuk mencapai tujuan tersebut. Kemampuan persuasi juga sangat penting dalam proses negosiasi yang digunakan untuk membantu mempengaruhi pihak lain agar menerima pendapat atau solusi yang ditawarkan. Beberapa aspek komunikasi yang dapat diterapkan dalam negosiasi, yaitu:
- Penggunaan komunikasi non-verbal
Keterampilan negosiator berupa teknik yang digunakan untuk memusatkan perhatian kepada lawan bicara agar merasa dihargai didukung dengan suasana yang kondusif. Hal ini penting dilakukan untuk membuat lawan bicara supaya fokus dengan apa yang kita tawarkan.
- Karakteristik bahasa yang digunakan
Bahasa level logikal digunakan untuk proposal dan penawaran. Pada level logikal diharapkan seseorang mampu mengutarakan gagasan atau konteks dan tujuan yang ada di dalam proposal secara logis dan penawaran seperti apa yang diharapkan. Kemudian level pragmatis, bagaimana cara seseorang menggunakan bahasa non-verbal seperti gerakan wajah, gestur tubuh, respon menanggapi lawan bicara saat menyampaikan sebuah pesan atau menjawab sebuah pertanyaan.
2. Kelola Mindset
Bagaimana melihat orang yang sedang diajak bernegosiasi bukan sebagai lawan ataupun musuh tapi sebagai partner. Dengan begitu terciptalah suasana nyaman dalam proses negosiasi dan tidak melihat pihak lain sebagai musuh seperti sedang berada di area pertempuran.
3. Sikap
Sikap yang baik dalam negosiasi adalah kunci untuk mencapai kesepakatan. Negosiator yang fleksibel dan kompetitif memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan memenangkan negosiasi dengan cara yang bersahabat dan menghormati pihak lain.
Sikap yang jujur dan transparan membuat pihak lain merasa percaya dan membantu untuk menemukan solusi yang diterima bersama. Negosiator yang bersikap tenang dan tidak terbawa emosi dapat membuat pihak lain merasa nyaman dan membantu untuk mencapai kesepakatan yang memuaskan.
Negosiator yang berpikir kreatif dapat menemukan solusi yang inovatif dapat memuaskan bagi semua pihak. Dalam negosiasi, fokus pada solusi dan bukan masalah juga sangat penting untuk mencapai hasil yang terbaik. Oleh karena itu, negosiator harus memiliki sikap yang baik dan berfokus pada solusi untuk mencapai hasil negosiasi yang menguntungkan bagi semua pihak.
4. Momentum Negosiasi
Waktu adalah hal yang paling berharga karena sebagai orang yang terlibat sebagai pelaku bisnis tentunya memiliki kesibukannya sendiri-sendiri, dengan demikian hampir semua negosiasi memiliki batasan waktu. Negosiator yang baik tahu bagaimana menggunakan hal ini untuk mendapatkan keuntungan. Kuncinya terletak pada memastikan bahwa momentum negosiasi berjalan menguntungkan ketika proses akhir sebuah negosiasi.
Sebagai contoh ketika diskusi terjadi pada siang hari untuk mempertimbangkan setiap permasalahan sudah berjalan selama dua jam dan belum ada satu pun solusi yang disepakati. Dengan waktu yang cukup lama terpakai itu, kemudian akan membuat perhatian beralih pada agenda selanjutnya yaitu pentingnya waktu makan siang.
Maka kamu dapat menggunakan waktu di titik terakhir ini dengan sedikit argumen untuk mempengaruhi dalam mempercepat pikiran seseorang dalam mengambil keputusan. Namun perlu digaris bawahi argumen yang diusulkan harus menguntungkan kedua pihak agar semua sepakat dan kamu memenangkan negosiasi tersebut.
Nah itu dia penjelasan lengkap mengenai soft skill negosiasi. Dengan menguasai negotiation skill membuat kamu lebih sukses dalam karir karena bisa menjadi problem solver yang lebih baik dan dapat mengendalikan konflik dengan efektif sehingga memperoleh hasil yang optimal bagi perusahaan juga. Bagi kamu yang tertarik seputar karir, kunjungi Blog Myrobin dan dapatkan informasi terupdate lainnya.
Hai semua, saya Emilia S.M, seorang praktisi sumber daya manusia yang passionate dan berpengalaman. Saya percaya bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam setiap organisasi, dan itulah mengapa saya berkomitmen untuk membantu membangun lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya guna.