Blog

Sprint Marketing: Definisi, Tahapan, Cara, dan Contoh Penerapan Pemasaran Gesit

emilia S.M

Munculnya platform dan trend marketing menjadi tantangan bagi marketer, agar bisa menyusun strategi untuk memperkenalkan brand pada target audience yang lebih luas menggunakan format dan media baru.

Salah satu cara yang dapat Anda tempuh yakni menerapkan sprint marketing. Pemasaran gesit menjadi solusi untuk mengeksekusi ide, inovasi, dan menyelesaikan tugas dalam jangka waktu yang singkat.

John Zeratsky, penulis sekaligus bagian dari Google Ventures dan YouTube Designer berpendapat, bahwa sprint planning memungkinkan tim mencapai lebih banyak hasil dalam waktu terbatas. Ini karena proses tersebut menuntut tiap individu untuk memprioritaskan kemajuan daripada mencapai kesempurnaan.

Melalui artikel di bawah ini akan dibahas tuntas keuntungan, tahapan, dan cara penerapan sprint marketing yang efektif untuk tingkatkan performa bisnis Anda.

Baca Juga: Marketing: Pengertian, Fungsi, Jenis, Beserta Strateginya yang Wajib Kamu Tahu!

Pengertian sprint marketing

Definisi sprint marketing belum umum dibahas oleh banyak orang. Padahal, pemasaran sprint merupakan strategi efektif untuk memudahkan tim marketing menemukan informasi, menguji planning, dan menyelesaikan tugas di waktu tertentu dengan cepat.

Menurut Indeed dalam situsnya, pemasaran sprint merupakan tipe marketing gesit yang menjadi pilihan untuk mewujudkan proyek pemasaran yang ambisius dalam durasi singkat.

Selama proses berlangsung, tim pemasaran dapat memfokuskan usaha dan tenaga untuk mengerjakan area khusus yang perlu peningkatan, mengumpulkan informasi mengenai produk, pelanggan, dan mengimplementasikan praktek marketing dengan menggunakan sumber yang ada.

Di sisi lain, individu yang terlibat dalam proses pemasaran bisa menantang diri sendiri untuk menemukan ide dan menyelesaikan masalah dengan kreatif.

Konsep sprint marketing diperkenalkan oleh Google Ventures dan biasa dilakukan dalam hitungan hari maupun minggu tergantung pada faktor dan kebutuhan bisnis.

Melansir dari Harvard Business Review, keuntungan mengaplikasikan sprint bukan hanya tentang kecepatan, melainkan juga

  • membantu individu memulai,
  • memahami informasi dari abstrak ke konkret,
  • menjaga konsentrasi pada hal penting,
  • mendorong pengambilan keputusan yang tepat,
  • serta memungkinkan follow up project dengan cepat.

Keberhasilan dari strategi satu ini menjadi cikal bakal bagi perusahaan lain untuk menerapkannya pada bisnis demi meraih tujuan bisnis.

Baca Juga: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Tahap Direct Marketing bagi Pemula

Tujuan menerapkan sprint marketing planning

Setiap bisnis memiliki tujuan berbeda menerapkan pemasaran sprint, diantaranya mendapatkan lead, meningkatkan peringkat SEO, dan menumbuhkan keterikatan pelanggan (customer engagement).

Tim marketing akan membangun metrik, mengukur progress, dan data untuk mencoba metode pemasaran, sehingga perusahaan dapat meminimalisir risiko dari segi biaya, sumber, dan waktu.

1. Meningkatkan performa SEO

SEO marketing merupakan pemasaran berbiaya rendah yang berfokus pada website perusahaan.

Konten yang dibuat dengan menekankan panduan SEO lebih mudah mendapatkan peringkat teratas di halaman mesin pencari.

Meski demikian, praktiknya tidak selalu mulus. Tim pemasaran seringkali menghadapi kendala seperti situs stuck, broken backlink, dan gagal meraih traffic.

Melalui sprint planning perusahaan dapat mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data dan informasi, mengeksekusi ide, dan mengukur keberhasilan dengan waktu singkat.

Baca Juga: SEO: Cara Kerja, Jenis, dan Manfaat Optimasi Mesin Pencari dalam Bisnis

2. Menumbuhkan customer engagement dan retensi

Customer engagement dapat dicapai dengan berinteraksi secara konsisten. Brand perlu menjalin hubungan baik dengan pelanggan demi menumbuhkan loyalitas dan menjaga retensi konsumen.

Perencanaan pemasaran sprint membantu merek membangun hubungan jangka panjang dengan target konsumennya.

Baca Juga: Customer Satisfaction: Pengertian, Faktor, Cara Meningkatkan, Mengukur, dan Manfaatnya

3. Menghasilkan leads

Leads diartikan sebagai kelompok yang memiliki minat pada suatu produk dan brand. Orang-orang tersebut berpotensi membeli dan menggunakan produk dari merek tertentu.

Salah satu tujuan pemasaran sprint adalah mendatangkan leads berupa berlangganan newsletter, mengikuti social media brand, hingga membeli produk.

Tahap-tahap sprint planning

Perubahan teknologi yang berkembang pesat mempengaruhi proses pemasaran produk dan layanan.

Kegiatan marketing juga telah berubah dari waktu ke waktu yang menuntut profesional di bidang ini untuk cepat beradaptasi.

Sprint planning dalam marketing cocok diaplikasikan bagi tim yang ingin bekerja lebih cepat dan efektif, mengeksekusi rencana pemasaran yang belum terealisasikan. Berikut deretan tahapannya yang dilakukan selama 5 hari ke depan.

1. Membuat peta perjalanan konsumen

Tahap awal dalam pemasaran sprint adalah membuat peta perjalanan konsumen. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi masalah unik yang dialami pelanggan Anda.

Bentuklah tim dan lakukan sesi brainstorming untuk menemukan ide konsep promosi. Anda mungkin harus mengumpulkan beberapa solusi potensial sebagai pertimbangan.

2. Menyusun sketsa

Setiap anggota saling menyumbangkan konsep dan umpan balik. Nantinya orang yang memimpin pertemuan, harus membuat keputusan mengenai promosi yang akan dilakukan berdasarkan insight dari sesi brainstorming.

3. Menentukan konsep

Tim marketing perlu mengajukan konsep yang telah didiskusikan pada atasan yang tidak terlibat dalam sesi brainstorming untuk memutuskan, mana dari dua konsep terpilih yang akan diutamakan. Hal ini agar tim dapat memaksimalkan sumber dan waktu untuk membuat prototipe.

4. Prototyping

Berlanjut ke tahap berikutnya yaitu mengerjakan project kampanye dan promosi. Rencana yang Anda buat di tahap sebelumnya akan direalisasikan di hari keempat.

Misalkan, memproduksi iklan berdurasi singkat di TikTok, mencoba Facebook ads, hingga menyebarkan newsletter.

5. Uji coba

Terakhir adalah uji coba planning marketing dan prototipe. Proses ini dilakukan dengan menguji promosi ke target pelanggan demi mendapatkan umpan balik.

Namun, perusahaan dapat melakukan testing pada audience dari divisi lain untuk mendapatkan apa yang kurang dan harus diperbaiki dari konsep tersebut.

Anatomi sprint marketing plan

Konsep sprint marketing diperkenalkan oleh orang-orang dari Google Ventures. Diketahui bahwa tipe pemasaran ini memiliki anatomi dan komponen yang wajib dipahami marketer, diantaranya:

1.  Meeting sprint planning

Pertama adalah perencanaan. Kegiatan pemasaran apapun tidak akan berjalan lancar tanpa adanya perencanaan.

Oleh karena itu, marketer perlu mengatur pertemuan untuk membahas rencana sprint yang ingin dilakukan. Sering kali, dibutuhkan kolaborasi dengan divisi lain yang masih relevan.

Penting mengumpulkan tim untuk memberi kejelasan tujuan marketing sprint, sehingga meminimalisir miskomunikasi.

2. Tujuan sprint jelas

Tujuan jelas dan objektif diperlukan sebelum menjalankan marketing sprint. Apabila tim tidak memiliki goals yang ingin dicapai dari strategi pemasaran ini, tidak ada parameter untuk mengukur keberhasilan dan besar kemungkinan hasilnya kurang maksimal.

3. Story point

Story point merupakan estimasi waktu yang tim butuhkan untuk menyelesaikan project sekaligus identifikasi kesulitan yang dialami bisnis.

4. Marketing backlog

Marketing backlog merupakan daftar kegiatan pemasaran yang berguna untuk membantu tim mengerjakan tugas yang paling mendesak atau diprioritaskan. Sehingga, pekerjaan yang tidak begitu mendesak bisa dikerjakan di lain waktu.

5. Role and task

Setiap tim yang terlibat wajib memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing. Dengan begitu perencanaan di sprint marketing, mampu berjalan efektif. Individu menerima tugas sesuai keahliannya agar lebih cepat selesai.

6. Bentuk tim khusus

Pemasaran sprint tidak dapat berjalan apabila dikerjakan seorang diri. Perusahaan perlu menyiapkan tim, tenaga, dan biaya untuk menunjang keberhasilan strategi. Pilihlah tim yang terdiri dari orang yang fleksibel dan memiliki performa terbaik di bidangnya.

7. Analysis and review

Komponen penting selanjutnya yakni sistem untuk membantu analisis dan mengulas performa strategi sprint marketing.

8. Alat yang tepat

Tim telah mendapat perannya masing-masing, agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu alokasikan dana untuk menyediakan peralatan berdasarkan kebutuhan tim.

9. Attribute and accountability

Komponen terakhir atribut dan accountability yaitu sistem untuk melihat keberhasilan dan kesalahan pada konsep, delegasi tugas, tim, dan individu yang terlibat.

Cara menerapkan sprint marketing planning

Komponen di atas perlu Anda masukan siapkan sebelum memulai perencanaan dan pemasaran sprint.

Deretan langkah-langkah di bawah ini mampu memberikan Anda peluang untuk mendapatkan hasil dari sprint marketing terbaik yaitu:

1. Pertimbangkan misi perusahaan

Langkah pertama pertimbangkan misi bisnis perusahaan untuk memandu rencana sprint marketing. Hal ini penting agar perencanaan tetap relevan dengan strategi bisnis lainnya.

Mengetahui misi perusahaan akan memotivasi tim dalam menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin. Contohnya, misi perusahaan adalah menghadirkan pakaian sehari-hari yang nyaman bagi konsumen usia 3 tahun.

Misi perusahaan yang spesifik mampu dihubungkan untuk membangun kesadaran merek dan mendukung pencapaian tujuan tersebut.

Baca Juga: 9 Contoh Visi Misi Perusahaan serta Cara Membuatnya dengan Benar

2. Mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan marketing

Tahap berikutnya membuat kerangka dari daftar rencana yang telah Anda susun untuk kemudian direalisasikan selama beberapa hari ke depan.

Tim dapat memulai dan melakukan revisi di waktu bersamaan. Semakin cepat masalah ditemukan, tidak akan ada waktu terbuang.

Contoh strategi dalam sprint marketing seperti membuat copy, melakukan telemarketing, melakukan uji coba, melakukan riset, mempublikasikan konten, hingga merancang visual.

3. Menentukan kunci tujuan pemasaran

Menentukan tujuan pemasaran berguna memandu tim agar tetap objektif saat menjalankan pemasaran sprint. Cara menentukannya menggunakan metode SMART meliputi:

  • Spesifik, artinya tujuan harus fokus pada satu hingga dua area saja. Terlalu banyak tujuan berdampak pada hasil yang tidak optimal
  • Measurable, menggunakan matrik tertentu berupa angka atau statistik untuk menilai seberapa berhasil plan dengan tujuan tersebut
  • Attainable, tujuan harus realistis dan sesuai keahlian anggota dalam tim
  • Relevant, berarti tujuan sprint marketing sebaiknya relevan dengan misi dan tujuan bisnis perusahaan secara keseluruhan
  • Time base, harus ada durasi untuk mencapai tujuan di atas

Baca Juga: Metode SMART Goal: Pengertian dan Contohnya untuk Mencapai Tujuan Karier

4. Atur pertemuan

Komunikasi merupakan tantangan saat berkolaborasi bersama tim lain. Perbedaan tujuan dan persepsi menghambat jalannya strategi sprint marketing.

Maka dari itu, tim pemasaran wajib mengatur pertemuan dengan anggota tim yang terlibat, agar dapat mempresentasikan rencana, merevisi, dan mendapatkan umpan balik.

Meeting dilakukan untuk tugas yang mendesak saja. Walaupun sangat penting, tetapi melakukan pertemuan tanpa kejelasan merupakan sama saja membuang waktu.

5. Eksekusi rencana

Rencana yang telah Anda buat dan revisi selanjutnya masuk tahap implementasi. Selama masa ini berlangsung, Anda akan menjalankan pertemuan singkat untuk membahas kemajuan dan hasil di akhir periode.

6.  Lakukan review untuk evaluasi

Terakhir adalah melaporkan strategi yang telah berjalan. Gunakan matriks di awal untuk analisis seberapa berhasil sprint mencapai tujuan. Kegagalan di tahap ini, bisa dijadikan pelajaran pada strategi sprint di masa mendatang.

Tips berlatih merancang sprint marketing

Apabila Anda orang yang baru mengenal sprint marketing dan belum akrab dengan tahapannya, ada beberapa trik untuk mempelajarinya agar bisa mengaplikasikan strategi tersebut yaitu:

1. Tentukan durasi penerapan strategi

Belajar menentukan waktu untuk menyelesaikan tugas. Anda bisa aplikasikan cara ini saat menjalankan strategi pemasaran lainnya.

Tentukan durasi singkat sprint marketing seperti 5-7 hari. Umumnya, semakin pendek tenggat waktu akan memacu adrenalin dan semangat tim bekerja dengan cepat dan efisien. Selain itu, meminimalkan kebiasaan menunda-nunda.

2. Lakukan riset

Riset industri merupakan kegiatan krusial yang berpengaruh pada keberhasilan sprint marketing.

Ini memberikan Anda wawasan tentang kemajuan industri dan mencari teknik pemasaran yang paling cocok untuk industri perusahaan.

3. Buat tujuan

Tips kedua, mengambangkan tujuan yang ambisius terkait rencana dan tugas yang harus diselesaikan. Anggota tim Anda mungkin tidak optimis dengan tujuan tersebut, tetapi tujuan akan memotivasi mereka bekerja dan menantang diri sendiri.

4. Tetap terorganisir

Strategi pemasaran sprint memang dilakukan dengan durasi singkat. Akan tetapi, Anda harus terorganisir agar tetap profesional dan rencana bisa efektif.

Adapun caranya dengan membuat jadwal dan membagikan jadwal bersama sehingga setiap orang saling terhubung dan tetap update dengan informasi terbaru.

5. Alokasikan dana untuk perangkat lunak

Perangkat lunak dan teknologi menjadi media yang mampu meningkatkan efektivitas, monitoring data, dan menyusun jadwal supaya terorganisir.

Menyiapkan budget khusus untuk membeli aplikasi khusus merupakan investasi jangka panjang demi mempermudah penerapan strategi.

6. Realistis dan positif

Banyak faktor memengaruhi kegagalan sprint marketing. Menjadi positif dan tegar menghadapi kegagalan adalah sebuah keharusan yang marketer pegang, agar bisa tetap menjalankan strategi pemasaran lainnya.

Manfaat sprint marketing

Semenjak dikembangkan pada 2009 oleh Jake Knapp, sprint marketing banyak dicoba banyak marketer dari berbagai industri.

Pasalnya, strategi yang terbilang singkat ini mampu berikan keuntungan seperti memberikan informasi berharga terkait kebutuhan bisnis dan pemasaran, mendorong inovasi, memperluas base pelanggan, dan lainnya:

1. Menguji saluran pemasaran konten dan marketing strategi

Pemasaran sprint memberikan keuntungan bagi bisnis untuk menentukan strategi marketing yang cocok untuk mendatangkan prospek. Selain itu, pemasaran gesit turut memudahkan marketer memilih channel terbaik untuk mendistribusikan konten promosi.

2. Menghemat biaya dan sumber daya

Menjalankan strategi pemasaran yang panjang terkadang memerlukan energi, biaya, dan waktu yang tidak singkat serta risiko keuangan bervariatif.

Berbeda dengan pemasaran sprint yang dilakukan dalam durasi singkat sehingga memaksimalkan tim bekerja, menguji coba inovasi, dan memangkas biaya.

3. Efisien menyelesaikan tugas

Kolaborasi dan pembagian tugas menjadi beberapa bagian lebih mudah ditangani dan memudahkan tim fokus mengerjakan satu pekerjaan dalam satu waktu. Hal tersebut berdampak pada efisiensi dan mencegah burn out akibat kewalahan.

Sprint marketing menjadi pilihan tepat karena mendorong inovasi dan kreatifitas anggota tim saat sesi brainstorming.

4. Mempromosikan konten dalam jumlah banyak

Kampanye sprint marketing merupakan kesempatan emas bagi Anda yang ingin menjalankan suatu project, tetapi belum terwujudkan.

Pemasaran sprint membuka peluang marketer memproduksi konten dalam jumlah banyak di waktu singkat untuk mengedukasi target pelanggan tentang brand perusahaan.

Baca Juga: Kenali Content Marketing untuk Bisnis di Era Digital

5. Membangun kesadaran merek dan customer engagement

Konten yang dibuat saat sprint marketing tidak jarang diunggah melalui media digital. Perkembangan teknologi yang semakin pesat membawa keuntungan bisnis dalam menyebarkan brand awareness pada target audience.

Baca Juga: Buyer Persona: 5 Manfaat dan Cara Pembuatannya
Itulah serba-serbi sprint marketing untuk meningkatkan performa bisnis perusahaan. Mengaplikasikan strategi pemasaran ini, ternyata mampu memaksimalkan potensi dan sumber daya yang ada untuk meraih tujuan bisnis. Temukan artikel menarik lainnya seputar karier dan bisnis di Blog .

Baca Juga

Leave a Comment