Ada tiga hal yang ditakutkan pebisnis: bisnis tidak berkembang, bisnis kalah saing, dan bisnis dinyatakan bangkrut.
Jika Anda berada di kondisi pertama dan kedua, tentu bisnisnya berpeluang untuk selamat. Caranya adalah dengan melakukan strategi pivot dalam bisnis.
Strategi dalam pivot dalam bisnis merupakan cara yang dilakukan, ketika bisnis Anda tidak berkembang. Tentunya, menyelamatkan bisnis yang tidak berkembang akan menghindarkan bisnis dari kebangkrutan.
Bisnis diibaratkan seperti perjalanan. Seringkali, Anda memulai bisnis dengan rencana dan ide yang besar. Anda melakukannya dengan penuh semangat dan keyakinan. Hingga akhirnya, Anda mulai menemukan bahwa pasar atau situasi bisnis sudah berubah dan bisnis Anda mulai goyah.
Apa yang harus dilakukan? Berputar balik sudah tidak mungkin, sedangkan berhenti sama dengan menyerah. Dalam situasi inilah, strategi pivot dapat digunakan dalam bisnis.
Lalu, bagaimana strategi pivot dapat menyelamatkan bisnis yang tidak berkembang? Kapan waktu yang tepat untuk melakukan pivot? Strategi apa yang dapat dilakukan? Dan apakah mungkin perusahaan sukses melakukan pivot?
Di artikel ini, akan menjawab itu semua. Simak artikel ini, agar Anda paham apa itu strategi pivot dalam bisnis.
Apa itu strategi Pivot?
Pivot dalam bisnis adalah perubahan strategi dan arah bisnis. Perubahan ini terjadi ketika Anda menyadari bahwa bisnis tidak berkembang dalam waktu yang lama. Biasanya, bisnis Anda tidak berkembang karena produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau strategi penjualan yang tidak tepat sasaran.
Tujuan utama perusahaan melakukan strategi pivot adalah untuk mempertahankan atau membuat perusahaan tetap mendapatkan keuntungan. Strategi pivot juga dapat dilakukan untuk merespon perubahan industri yang terjadi.
Ketika melakukan pivot, berarti Anda melakukan perubahan arah bisnis secara menyeluruh. Bahkan, bisa dikatakan Anda membangun bisnis mulai dari awal lagi.
Namun, ada juga strategi pivot dalam bisnis yang hanya mengubah beberapa aspek produk dan kegiatan perusahaan. Bisa saja, Anda hanya perlu mengubah satu masalah yang penting dan perlu diatasi, atau hanya perlu mengubah satu aspek operasional perusahaan.
Contoh, mungkin Anda harus mengubah model bisnis, produk, layanan, atau branding.
Vikas Agrawal dalam tulisannya di Forbes, menyebutkan perusahaan Anda harus melakukan pivot ketika dalam kondisi:
- Bisnis tidak mengalami kemajuan setelah Anda mengeluarkan banyak uang dan sumber daya.
- Terlalu banyak pesaing di ceruk yang sama.
- Perusahaan tidak berkembang dalam waktu yang lama.
- Pasar tidak merespon produk Anda
Jika Anda mengeluarkan banyak produk, tapi hanya satu produk atau layanan yang direspon positif pasar.
Apapun itu yang Anda ubah untuk kesuksesan bisnis, melakukan strategi pivot bukanlah tanda bisnis telah gagal. Strategi pivot adalah langkah dan kegigihan Anda untuk membawa bisnis tetap sukses dan eksis.
Spekulasi Strategi Pivot
Setiap perubahan besar-besaran tentu memiliki risiko, begitu juga dengan strategi pivot dalam bisnis. Melakukan pivot membutuhkan keseimbangan antara keberanian dan perencanaan.
Namun, Anda tidak perlu takut untuk melakukan pivot, apalagi jika strategi pivot adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan perusahaan. Toh, ada banyak contoh perusahaan yang sukses melakukan pivot.
Di bagian lain pada artikel ini, akan menjelaskan contoh-contoh perusahaan yang sukses melakukan strategi pivot.
Satu hal yang harus Anda persiapkan ketika melakukan pivot adalah waktu dan keuangan. Strategi pivot membutuhkan waktu dan uang yang cukup untuk melakukan perubahan strategi dan bisnis.
Setiap pembuatan produk baru akan membutuhkan biaya pembuatan dan waktu untuk konsumen menerima produk tersebut.
Oleh karena itu, sebelum melakukan strategi pivot, susun ulang rencana keuangan untuk membangun landasan bisnis yang lebih untuk di masa depan.
Kapan Bisnis Harus Melakukan Pivot?
Anda harus memahami red flag dalam bisnis sehingga dapat melakukan strategi pivot di waktu yang tepat.
Berikut adalah tanda-tanda Anda harus melakukan strategi pivot dalam bisnis:
1. Bisnis lambat berkembang, bahkan cenderung stagnan
Bisnis memang perlu waktu untuk berkembang, tapi Anda juga harus paham tanda bisnis bukan lagi sedang berproses melainkan tidak berkembang.
Jika Anda sudah melakukan segala upaya untuk “berlari”, tapi bisnis tetap tidak berkembang, ini adalah tanda bisnis harus melakukan pivot. Anda tidak perlu menutup dan membuat baru perusahaan, yang perlu dilakukan adalah mengubah model bisnis, cara mendapatkan pemasukan, produk, atau ceruk pasar.
2. Terlalu banyak persaingan di pasar yang sama
Bisnis Anda punya ide besar dan produk yang bagus? Namun, di pasar yang sama Anda punya pesaing yang lebih besar dengan sumber daya, dana, dan pelanggan yang banyak? Jika Anda berada di situasi seperti ini, ada baiknya mengubah strategi bisnis Anda.
3. Respon pasar yang tidak bagus
Respon pasar yang tidak terlalu baik sejak pertama peluncuran produk bukanlah tanda yang baik. Apalagi, secara konsisten pasar tidak merespon produk Anda dengan baik. Respon pasar yang tidak bagus adalah tanda Anda harus mengubah arah bisnis Anda.
4. Bisnis tidak menghasilkan pemasukan yang layak
Produk yang laku belum tentu menghasilkan revenue yang layak. Jika bisnis Anda hanya mendapatkan uang untuk memutar bisnis, Anda harus mengubah arah agar menghasilkan pemasukan yang layak.
5. Konflik internal tim
Tidak jarang dalam menjalankan rencana bisnis terdapat konflik internal. Konflik bisa terjadi karena tim tidak puas dengan rencana yang sedang dijalankan, sehingga mengerjakan dengan setengah hati. Mungkin juga tim tidak didukung dengan sumber daya yang kuat.
Walau tim sudah mengerahkan upaya terbaik mereka, jika tim mengalami konflik tentu akan berimbas kepada perkembangan bisnis. Di situasi ini, Anda dapat melakukan strategi pivot, dan mengkomunikasikannya kepada seluruh tim.
Jenis Strategi Pivot dalam Bisnis
Ada beberapa jenis strategi pivot dalam bisnis yang dapat Anda terapkan. Berikut adalah penjelasannya:
1. Model bisnis
Jenis ini berarti mengubah model bisnis dan cara Anda menghasilkan pendapatan. Contoh, beralih dari layanan fisik ke layanan digital.
2. Mengubah target pasar
Strategi ini berupaya menemukan pasar yang lebih baik atau pelanggan yang lebih loyal dan membutuhkan produk Anda.
3. Pivot produk
Strategi pivot produk adalah mengubah produk Anda dengan yang baru atau menambah fitur berbeda yang lebih disukai pelanggan.
4. Teknologi
Strategi ini berarti bisnis Anda beralih menggunakan teknologi yang berbeda untuk mencapai tujuan perusahaan.
5. Saluran pemasaran
Jenis yang terakhir adalah mengubah saluran pemasaran Anda. Anda dapat memanfaatkan saluran pemasaran digital, offline, atau kombinasi keduanya.
Proses Strategi Pivot
Ketika Anda memutuskan untuk mengubah arah dan strategi bisnis, diperlukan proses untuk menemukan ide baru yang akan ditawarkan ke pasar.
Berikut adalah alur proses melakukan strategi pivot:
1. Temukan permasalahan
Langkah pertama adalah Anda harus menemukan bagian bisnis yang bermasalah. Jika Anda ingin mengubah secara keseluruhan, temukan alasan mengapa strategi awal tidak berjalan dengan baik.
2. Tentukan strategi atau produk baru
Setelah menemukan akar permasalahan, selanjutnya menemukan ide, strategi, dan apa yang ingin Anda lakukan di masa depan. Gunakan data dan informasi permasalahan yang Anda temukan untuk membuat strategi baru.
3. Product development
Ide yang sudah ditentukan selanjutkan mengembangkan dan menguji ide tersebut. Anda dapat membuat minimum viable product (MVP) terlebih dahulu untuk mendapatkan respon awal dari konsumen.
4. Validasi produk
Setelah Anda mendapatkan respon awal dari konsumen atas MVP, selanjutnya adalah melakukan validasi produk. Lakukan terus validasi sampai Anda betul-betul menemukan produk yang diinginkan dan dibutuhkan pasar.
5. Rencana peluncuran produk baru
Setelah Anda menemukan produk baru atau strategi baru yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan, langkah selanjutnya adalah membuat rencana pivot. Buat rencana pengenalan produk baru dan pesan yang ingin disampaikan.
Tentukan juga timeline dan langkah-langkahnya. Setiap peluncuran produk baru melibatkan perubahan besar dalam operasional bisnis, seperti perubahan situs web, sosial media, rebranding, dan strategi promosi.
6. Ekseskuis sesuai rencana
Anda sudah mempunyai produk baru, strategi baru, dan rencana launching. Langkah selanjutnya adalah, eksekusi semuanya sesuai rencana hingga konsumen mengenal produk Anda dengan baik.
Tips Sukses Melakukan Strategi Pivot dalam Bisnis
Melakukan pivot sama halnya membangun bisnis dari awal. Butuh pengetahuan dan usaha yang keras agar bisnis keluar dari keterpurukan.
Berikut adalah tips jika Anda ingin melakukan pivot dalam bisnis:
1. Dengarkan selalu kritik dan saran pelanggan
Kritik dan saran pelanggan merupakan data yang penting untuk bisnis yang ingin melakukan pivot. Anda dapat mengetahui apa yang kurang dari bisnis Anda, produk yang diinginkan pelanggan, fitur yang dibutuhkan, sampai harga yang cocok untuk pelanggan.
Gunakan data-data tersebut sebagai dasar pertimbangan perubahan arah bisnis Anda.
2. Pertahankan bagian yang sudah bagus
Melakukan pivot tidak berarti mengubah semuanya. Bagian dari bisnis yang sudah bagus dapat Anda pertahankan.
Identifikasi bagian dari perusahaan yang dapat diselamatkan dan digunakan kembali setelah Anda menentukan arah baru. Buang dan ganti bagian yang menghambat bisnis, tapi pertahanan apa yang sudah berjalan dengan baik.
3. Komunikasi dengan tim
Mengubah arah bisnis perlu komunikasi yang jelas kepada seluruh tim. Bagaimanapun, setiap arah dan tujuan baru, karyawan yang akan melaksanakannya. Mereka juga dapat memberikan saran yang baik tentang bisnis yang dibutuhkan pelanggan.
4. Lakukan dengan cepat
Strategi pivot harus dilakukan dengan secepat mungkin agar tidak membuang waktu dan biaya.
5. Tingkatkan keterampilan dan pengetahuan bisnis
Melakukan pivot butuh keterampilan baru. Anda dapat belajar atau update informasi tentang produk yang dibutuh masyarakat, cara membuat produk yang sesuai dengan pasar, cara pemasaran yang disukai pasar, dan ilmu lain yang berhubungan dengan tujuan baru perusahaan.
Contoh Perusahaan yang Sukses Melakukan Strategi Pivot
Mengubah semua yang sudah Anda bangun memang terdengar menakutkan. Namun, jika memang itu satu-satunya cara agar bisnis tetap selanjutnya, apakah Anda masih merasa takut?
Di luar sana, ada banyak perusahaan yang sukses melakukan pivot. Bahkan, karena keberaniannya mengubah arah bisnis, saat ini perusahaan tersebut sangat dekat dan sering kita gunakan.
1. Netflix
Awalnya, Netflix adalah layanan penyewaan DVD yang dikirim melalui pos. Ketika streaming video online mulai populer, Netflix membuka produk baru layanan streaming. Berjalannya waktu, layanan streaming lebih menghasilkan daripada layanan sewa DVD.
Akhirnya, mereka melakukan pivot besar-besaran dengan berfokus pada platform streaming. Hari ini, Netflix adalah salah satu penyedia konten streaming terbesar di dunia, dengan jutaan pelanggan di seluruh dunia.
2. Amazon
Amazon pertama kali didirikan sebagai toko buku online. Namun, mereka segera menyadari potensi yang lebih besar dalam e-commerce dan melakukan pivot untuk menjadi toko online terbesar dan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
3. Twitter (X)
Twitter adalah contoh bagus lainnya. Awalnya, platform ini bernama Odeo dan berfokus pada podcasting. Namun, ketika podcasting tidak berkembang dengan pesat, mereka melakukan pivot dan meluncurkan Twitter (saat ini bernama X), yang menjadi salah satu platform media sosial terbesar di dunia.
4. Slack
Slack awalnya adalah perusahaan permainan bernama Tiny Speck. Ketika permainannya tidak sukses, mereka berfokus pada pengembangan platform komunikasi tim yang sangat sukses dan sekarang digunakan oleh ribuan perusahaan di seluruh dunia.
5. Nintendo
Nintendo saat ini dikenal sebagai perusahaan game. Siapa yang sangka, jika awal berdiri, Nintendo menjual produk yang tidak berhubungan dengan game. Nintendo pernah bergerak di bidang perhotelan, makanan, produksi kartu bermain, bahkan memproduksi mesin penyedot debu!
Baru di tahun 1980-an, Nintendo merambah industri game. Tidak hanya mengubah produk bisnis, Nintendo juga terus beradaptasi dengan teknologi terkini, agar menghasilkan produk game elektronik yang disukai pasar.
6. Instagram
Instagram awalnya adalah sebuah aplikasi bernama Burbn yang berfokus pada berbagai fitur seperti check-in lokasi. Selain check-in lokasi, Burbn juga membagi foto yang diunggah pengguna.
Namun, ketika mereka menyadari bahwa fitur berbagi foto lebih populer, mereka melakukan pivot dan fokus sebagai media berbagi foto dan komentar. Hingga sekarang, instagram menjadi platform berbagi foto yang sangat sukses.
Pivot yang dilakukan Instagram berhasil karena mereka mendengar dan melihat apa yang populer dan disukai pelanggan dari produknya.
7. Pinterest
Pinterest pada awalnya sebuah perusahaan bernama Tote, website katalog produk yang memudahkan pengguna untuk belanja dengan ponsel. Di tahun 2009, belanja melalui ponsel dan pembayaran elektronik belum semudah sekarang.
Singkat cerita, Tote gagal karena metode pembayaran yang masih sulit dan belum terbiasa bagi konsumen. Namun, para pendirinya, Ben Silbermann, Vikram Bhaskaran, and Paul Sciarra, melihat jika pengguna Tote selalu menyimpan foto katalog yang bagus dan membagikannya kepada orang lain.
Melihat ini, para pendirinya mengubah Tote menjadi Pinterest, dengan fokus media yang memungkinkan pengguna untuk berbagi foto, menampilkan, menyimpan, dan membagikan ulang foto orang lain.
Pinterest menjadi bukti, jika melakukan pivot, bisnis tetap dapat melanjutkan apa yang sudah baik. Dalam hal ini, Pinterest tetap melanjutkan konsep berbagi foto dan menutup layanan belanja online.
8. Starbucks
Starbucks pada awalnya adalah toko penjual biji kopi, mesin penggiling kopi, dan bahan-bahan untuk membuat kopi. Mereka tidak memiliki kafe atau layanan penyajian langsung.
Salah satu owner Starbucks, Howard Schultz, ingin mendorong agar Starbucks tidak hanya menjual biji kopi. Schultz terinspirasi dari kafe yang banyak menyajikan kopi dengan konsep menarik.
Konsep ini Schultz terapkan di Starbucks dengan menyajikan layanan langsung kopi premium dengan konsep kafe yang nyaman dan ramah. Hingga saat ini, Starbucks menjadi cafe dengan franchise ribuan kafe di seluruh dunia.
Mengubah arah, tujuan, model bisnis, produk, dan lainnya bukanlah tanda kegagalan. Sebaliknya, itu adalah cara agar perusahaan tetap menghasilkan uang dan bertahan lebih lama.
Jadi, jangan takut untuk melakukan pivot jika Anda merasa bahwa itu adalah langkah yang benar. Bisnis itu tentang berkembang, dan strategi pivot adalah alat yang kuat untuk membantu Anda mencapai tujuan Anda.
Outsourcing sebagai upaya mendukung Pivot Strategy
Perusahaan yang melakukan strategi pivot mungkin juga perlu mempertimbangkan outsourcing sebagai salah satu opsi untuk mendukung perubahan strategi.
Dalam strategi pivot, perusahaan mungkin perlu mengubah model bisnis dan proses operasional yang mencakup restrukturisasi rantai pasokan, distribusi, atau penyediaan produk dan layanan. Perusahaan dapat mempertimbangkan outsourcing untuk mendukung perubahan ini.
Selain itu, saat perusahaan melakukan pivot, perusahaan mungkin akan lebih memfokuskan aspek-aspek inti bisnis, perusahaan dapat bekerja sama dengan perusahaan outsourcing untuk mengelola kegiatan yang dianggap bukan merupakan kompetensi inti perusahaan.
Misalnya, perusahaan dapat memilih untuk outsourcing back-office seperti akuntansi, kurir, hingga cleaning service untuk dapat lebih fokus pada pengembangan produk dan pemasaran.
Anda dapat memilih sebagai penyedia jasa layanan outsourcing on-demand terpercaya. Kami dapat menyalurkan pekerja profesional dari berbagai bidang sesuai dengan kebutuhan Anda kurang dari 24 jam. Pelajari selengkapnya produk dan layanan disini!
Kalau Anda ingin mendapat pengetahuan lain tentang bisnis, yuk, kunjungi Blog . Di sana, Anda akan mendapat banyak pengetahuan dan ilmu tentang mengembangkan bisnis hingga sukses.
Hai semua, saya Emilia S.M, seorang praktisi sumber daya manusia yang passionate dan berpengalaman. Saya percaya bahwa sumber daya manusia adalah aset terpenting dalam setiap organisasi, dan itulah mengapa saya berkomitmen untuk membantu membangun lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya guna.